Tentang Provokator dan Kelompok Tak Murni di Balik Seruan 'Jokowi End Game'

Tentang Provokator dan Kelompok Tak Murni di Balik Seruan 'Jokowi End Game'

Tim detikcom - detikNews
Minggu, 25 Jul 2021 11:45 WIB
Kepolisian menyiapkan kawat berduri di dekat Istana Negara, tepatnya di kawasan Harmoni, Sabtu (24/7). Kawat berduri itu untuk mengantisipasi adanya demo Jokowi End Game.
Kepolisian sempat menyiapkan kawat berduri di dekat Istana Negara, tepatnya di kawasan Harmoni, Sabtu (24/7). Kawat berduri itu untuk mengantisipasi adanya demo 'Jokowi End Game'. (Grandyos Zafna/detikcom)
Jakarta -

Seruan aksi bertajuk 'Jokowi End Game' disebut diinisiasi oleh kelompok yang tak murni. Kelompok ini disebut hanya ingin memperkeruh situasi di tengah pandemi Corona.

Kelompok itu disebut-sebut berada di balik seruan aksi bertajuk 'Jokowi End Game' yang sedianya dilakukan pada Sabtu (24/7/2021) kemarin batal terlaksana. Aksi yang rencananya diisi dengan long march dari Glodok sampai Istana Negara pun tidak terjadi.

Mennko Polhukam Mahfud Md sempat memberi tanggapan terkait kabar aksi tersebut dengan menyoroti salah satu kelompok yang dia beri nama sebagai kelompok 'tak murni'.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Ada kelompok murni dan ada kelompok tidak murni, yang masalahnya itu hanya ingin menentang saja, memanfaatkan situasi," kata Mahfud Md dalam konferensi pers terkait situasi politik dan keamanan, disiarkan kanal YouTube Kemenko Polhukam RI, Sabtu (24/7).

Di samping itu, Mahfud menjelaskan adanya kelompok murni yang bertolak belakang dengan kelompok tak murni. Kelompok ini menyerukan aspirasi karena mereka terkena dampak kebijakan pandemi COVID-19, sedangkan kelompok tidak murni menyerukan provokasi untuk menyerang pemerintah.

ADVERTISEMENT

"Apa pun yang diputuskan pemerintah itu diserang. Ada yang seperti itu. Kita harus hati-hati karena kelompok yang seperti ini kelompok yang tidak murni, selalu provokasi dan menyatakan kebijakan pemerintah selalu salah," kata Mahfud.

Hal senada disampaikan oleh Badan Intelijen Nasional (BIN). BIN menyebut memang ada kelompok-kelompok yang memiliki kepentingan untuk sengaja memprovokasi rakyat untuk berdemo di tengah situasi pandemi saat ini.

Hal tersebut diungkap oleh Deputi VII BIN Wawan Hari Purwanto. Wawan awalnya membahas terkait unjuk rasa yang memang dilindungi oleh konstitusi, namun sangat berbahaya jika dilakukan di tengah situasi saat ini.

"Demonstrasi atau unjuk rasa merupakan bagian dari penyampaian aspirasi yang dilindungi oleh konstitusi. Namun demikian, aksi demonstrasi di masa pandemi COVID-19 sangat berbahaya dan tidak mencerminkan jiwa patriotis karena negara dan seluruh elemen bangsa saat ini sedang berperang melawan penyebaran virus Corona," kata Wawan saat dihubungi, Minggu (25/7/2021).

Simak video 'Mahfud Md soal Seruan Demo 'Jokowi End Game': Hati-hati Ada Kelompok Tak Murni!':

[Gambas:Video 20detik]



Namun Wawan menyinggung terkait tetap adanya kelompok yang tetap berupaya memprovokasi masyarakat. Kelompok ini, kata dia, kerap memanfaatkan aksi demonstrasi untuk memprovokasi, memperkeruh situasi, bahkan menuntut agar Presiden Jokowi mundur.

"BIN terus mendeteksi dan berkoordinasi melalui forum Kominda maupun Forkominda terkait dinamika penanganan COVID-19, termasuk mengantisipasi adanya kelompok kepentingan yang memprovokasi rakyat. Masyarakat diimbau untuk tidak berdemonstrasi di masa pandemi karena rentan digunakan provokator untuk memperkeruh situasi, membangun ketidakpercayaan kepada pemerintah, bahkan menuntut Presiden Jokowi untuk mundur," ujarnya.

Untuk itulah, Wawan mengimbau masyarakat agar waspada terhadap narasi provokatif di media sosial dan menolak demonstrasi di masa pandemi COVID-19.

"Masyarakat diimbau untuk mewaspadai narasi provokatif di media sosial dan menolak demonstrasi di masa pandemi COVID-19. Saat ini yang dibutuhkan adalah solidaritas semua pihak, untuk bersama-sama memenangi perang melawan virus Corona," imbuhnya.

Halaman 2 dari 2
(rdp/gbr)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya



Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.
Hide Ads