Peningkatan jumlah pasien COVID-19 berbanding lurus dengan meningkatnya kebutuhan tabung oksigen, terutama mereka yang menjalani isoman. Pemandangan antrean panjang di tempat pengisian oksigen muncul di sejumlah tempat pada akhir Juni 2021.
Tak jarang mereka keluar antrean hanya karena baru mendapat kabar bahwa kerabat yang membutuhkan oksigen itu sudah meninggal dunia. Kondisi darurat oksigen ini direspons oleh sejumlah kelompok masyarakat Gerakan Solidaritas Sejuta Tes Antigen dengan mengubah program mereka menjadi meminjamkan tabung oksigen secara gratis kepada pasien isoman.
"Donasi yang sudah terkumpul dialihkan untuk membeli tabung plus isi, regulator, dan nasal," ungkap Arief Bobhiel selaku tim pelaksana gerakan ini. Respons cepat mereka pun disambut baik oleh masyarakat.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Hanya dalam 13 hari bekerja, sedikitnya sudah ada 2.463 pendaftar yang mengajukan secara online. Antusias tinggi ini masyarakat ini mencerminkan memang kebutuhan tabung oksigen memang mendesak. Karena keterbatasan hanya sekitar 416 pendaftar yang bisa dipinjamkan tabung oksigen. "Yang paling sedihnya ya, banyak orang yang tidak bisa kita layani, ujar Arief Bobhil.
Respons cepat terhadap kebutuhan oksigen ini memberikan alternatif bagi mereka yang menjalani isolasi mandiri dan membutuhkan oksigen sangat mendesak. Sebab, terlambat sedikit saja memenuhi oksigen untuk pasien bisa berdampak fatal. "Ada yang baru mendaftar apakah di sini bisa meminjamkan tabung oksigen, dua menit kemudian mengabari mohon maaf ayah saya sudah meninggal," ungkap pria
Menurut data Worldometers pada Selasa (20/7), angka kematian di Indonesia merupakan yang tertinggi di dunia setelah Rusia dan Brasil. Pemerintah telah berusaha memenuhi kebutuhan oksigen dengan berbagai cara untuk pasien COVID-19.
(isf/fuf)