Buntut Parodikan Jokowi Bikin Andi Arief Diserang Sana-sini

Round-Up

Buntut Parodikan Jokowi Bikin Andi Arief Diserang Sana-sini

Tim detikcom - detikNews
Sabtu, 24 Jul 2021 07:31 WIB
Wakil Sekjen Partai Demokrat Andi Arief ditangkap polisi karena kasus narkoba. Begini perjalanan Andi Arief dari mahasiswa hingga tersangkau narkoba.
Andi Arief (pool)
Jakarta -

Ucapan Kepala Bappilu Partai Demokrat (PD) Andi Arief yang memparodikan Presiden Joko Widodo (Jokowi) dalam memutuskan kebijakan kala pandemi Corona menuai serangan. Sejumlah partai politik dalam koalisi pemerintah Jokowi menyerang balik Andi Arief.

Dalam unggah di akun Twitter-nya yang dibagikan kepada wartawan, Andi Arief memposisikan dirinya sebagai Presiden Jokowi yang memutuskan lockdown nasional selama empat pekan. Andi Arief menyebut lockdown menjadi keputusan besar.

"Saya, Jokowi Presiden RI. Memutuskan upaya besar dilakukan dg "lockdown Nasional" 4 minggu. Pembangunan infrastruktur dan tidak mendesak Ibu kota baru saya tunda. Adapun 100 jt rakyat terdampak diberikan BLT per minggu 500 ribu. Saya gak pelit sama rakyat," kata Andi Arief, seperti dilihat Jumat (23/7/2021).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"CONTOH Keputusan besar," tegasnya.

Cuitan Andi Arief ini juga dibarengi dengan contoh keputusan Gubernur Papua Lukas Enembe, yang akan me-lockdown Papua pada Agustus yang akan datang. Lukas Enembe merupakan kader senior Partai Demokrat.

ADVERTISEMENT

"Dalam mengatasi pandemi yang sebesar saat ini slogan NKRI harga mati ternyata gak cocok. Mungkin negara federal jauh lebih sigap. Saya menaruh hormat cara Gubernur Papua Lukas Enembe yang memilih lockdown, saat rejim Jokowi bingung," ujar Andi Arief.

Elite PDIP Andreas Hugo Pareira menepis ungkapan Andi Arief yang menyebut rezim bingung dalam menghadapi pandemi Corona. Andreas justru menyebut Andi Arief-lah yang kebingungan.

"Andi Arief yang bingung karena nggak ngapa-ngapain," ujarnya dengan memberi simbol tertawa.

Sementara itu, Sekjen PKB Hasanuddin Wahid menilai menilai cuitan saling sindir tak diperlukan saat ini. Pria yang akrab disapa Cak Udin ini menilai pemerintah sudah melakukan pekerjaan yang terbaik dalam menghadapi pandemi Corona.

"Sudahi berpolemik, bangsa ini nggak perlu cuitan, perang statement atau saling sindir, yang kita perlukan ini kerja bareng semua elemen bangsa," ujarnya.

Namun, menurut Cak Udin, tak mungkin pemerintah bekerja sendirian. Seluruh pihak dinilai harus membantu dan pemerintah harus terbuka mau dibantu.

Simak selengkapnya, di halaman selanjutnya:

Tonton juga Video: Ada Ajakan Aksi 'Jokowi End Game', Ini Imbauan Mahfud Md

[Gambas:Video 20detik]




"Apalah gunanya perang kata kalau nggak nyelesain masalah, peranglah lawan COVID," imbuhnya.

Sedangkan Waketum Partai NasDem Ahmad Ali justru menyindir balik Andi Arief soal rezim terdahulu. Ahmad Ali mengajukan pertanyaan apakah ucapan Andi Arief itu tak terbalik.

"Tentunya pemerintah menghitung semua aspek dalam mengambil kebijakan. Kalau kemudian ada orang mengatakan rezim ini rezim bingung, ya apa nggak terbalik itu?" kata Ahmad Ali.

Ahmad Ali menjelaskan maksud rezim terdahulu yang kerap dibilang bingung oleh publik. Sementara itu, Jokowi, kata Ali, tegas dalam memutuskan kebijakan menghadapi pandemi Corona.

"Rezim berganti rezim, ya kan. Nah, sekarang, dulu sih orang yang dulu itu ya suka bingung, ya kan. Kalau hari ini Pak Jokowi saya lihat orang yang tidak suka akan mengatakan bahwa Pak Jokowi planga-plongo, macam-macamlah. Tapi, dari banyak kebijakan yang diambil Pak Jokowi, saya pikir tegas. Sikap-sikap dia sangat tegas, dia tahu," ujarnya.

Halaman 2 dari 2
(rfs/rfs)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya



Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.
Hide Ads