Prof Dr Huzaemah Wafat, Jazilul Fawaid: Teladan bagi Ulama Perempuan RI

ADVERTISEMENT

Prof Dr Huzaemah Wafat, Jazilul Fawaid: Teladan bagi Ulama Perempuan RI

Yudistira Imandiar - detikNews
Jumat, 23 Jul 2021 15:26 WIB
Jazilul Fawaid
Foto: MPR
Jakarta -

Wakil Ketua MPR RI Jazilul Fawaid menyampaikan duka cita atas meninggalnya Rektor IIQ yang juga guru besar UIN Jakarta Prof. Dr. Huzaemah Tahido Yanggo. Jazilul menyebut Prof. Huzaemah merupakan teladan bagi para ulama perempuan Indonesia.

"Hemat kami, Beliau patut menjadi teladan bagi ulama perempuan Indonesia. Beliau orang mulia, meninggal pada hari yang mulia, hari Jumat, 23 Juli 2021 bertepatan dengan bertepatan dengan 13 Dzulhijjah 1442 H," ungkap Jazilul yang juga pernah mengenyam pendidikan Magister di IIQ Jakarta Jurusan Studi Ulumul Qur'an dan Ulumul Hadits.

"Secara pribadi, saya dekat sekali dengan beliau. Mengenal kebaikan dan kedalaman ilmunya, sejak beliau menjadi dosen pembimbing tesis saya pada Program Magister IIQ Jakarta, sekaligus menjadi penasehat Nusantara Mengaji," imbuhnya.

Perempuan kelahiran Donggala, Sulawesi Tengah, 30 Desember 1946 itu merupakan pakar fiqih perbandingan mazhab asal Indonesia. Huzaemah adalah perempuan Indonesia pertama yang mendapatkan gelar doktor dari Universitas Al-Azhar, Mesir dan dengan predikat cum laude.

Selain sebagai guru besar di UIN Syarif Hidayatullah dan rektor IIQ, Jakarta, Prof Huzaemah juga aktif menjadi anggota Majelis Ulama Indonesia (MUI). Ia juga pernah menjadi anggota Komisi Fatwa MUI sejak 1987 dan anggota Dewan Syariah Nasional MUI sejak 1997 dan 2000.

Ada Beberapa buku yang ditulis Prof. Huzaemah, antara lain 'Pengantar Perbandingan Mazhab' (2003), 'Masail Fiqhiyah: Kajian Hukum Islam Kontemporer' (2005), dan 'Fikih Perempuan Kontemporer' (2010).

Jazilul mengulas, Prof Huzaemah juga menyoroti peran perempuan di sektor publik yang harus dilakukan secara seimbang dengan tidak meninggalkan peran domestiknya. Menurut Huzaemah, Islam memberi ruang pada perempuan untuk ikut berkontribusi dalam menyejahterakan keluarga. Peran publik ini, dalam pandangannya, dapat dilakukan oleh perempuan selama dia bekerja sesuai kodrat keperempuannya, tidak meninggalkan pekerjaan domestik, dan tetap memegang aturan agama.

Berbagai penghargaan didapatkan Prof Huzaemah, di antaranya penghargaan 'Kepemimpinan dan Manajemen Peningkatan Peranan Wanita' dari Menteri Negara Peranan Wanita RI (1999), penghargaan atas kepedulian terhadap ilmu Syariah sebagai pakar fikih perempuan (2007), Satya Lencana Wira Karya dari Presiden RI atas jasa sebagai anggota Tim Penyempurnaan Tafsir Al-Qur'an Departemen Agama RI (2007), penghargaan Women Award atas dedikasi, inovasi dan prestasinya dalam mewujudkan hak-hak perempuan dan anak dari rektor UIN Jakarta (2015), dan Lencana Karya Satya 30 Tahun (2016).

"Selamat jalan Ibu dalam damai dan ridha-Nya. Prestasi, dedikasi dan keteladanmu akan menjadi inspirasi bagi perempuan Indonesia. Insya Allah husnul khotimah dan menjadi ahli surga," ujar Jazilul.

(mul/ega)


ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT