Pria di Makassar Tewas Dikeroyok Keluarganya Gegara Kerap Mabuk-Buat Onar

Pria di Makassar Tewas Dikeroyok Keluarganya Gegara Kerap Mabuk-Buat Onar

Reinhard Soplantila - detikNews
Jumat, 23 Jul 2021 00:33 WIB
Makassar -

Seorang pria asal Kota Makassar, Sulawesi Selatan (Sulsel), bernama Haidar Ali, tewas dikeroyok oleh 4 orang anggota keluarganya sendiri. Korban disebut dikeroyok hingga tewas karena kerap mabul dan berbuat onar.

Keempat keluarga korban yang melakukan pengeroyokan adalah dua orang sepupu, tante, dan kakeknya sendiri. Berdasarkan hasil interogasi dan olah tempat kejadian perkara (TKP) yang dilakukan polisi, korban dan para pelaku diketahui kerap terlibat pertengkaran sebelum peristiwa itu terjadi.

"Hasil olah TKP dan interogasi saksi di TKP, memang sebelumnya hubungan walau mereka masih keluarga sebelumnya, pernah terjadi pertengkaran dan ketidakcocokan dengan korban dan kakeknya," kata Kanit Reskrim Polsek Makassar, Iptu Iqbal Usman, kepada wartawan, Kamis (22/7/2021).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Iqbal mengatakan para pelaku juga tidak menyukai perbuatan korban yang kerap mabuk minuman keras alias miras serta menganiaya anggota keluarganya. Pada saat peristiwa pengeroyokan yang menyebabkan nyawa korban melayang, korban disebut masih dalam keadaan mabuk.

"Ini yang kami dalami, namun hasil pemeriksaan korban pada saat kejadian tengah dalam pengaruh minum keras dan sebelumnya juga pernah menganiaya adik daripada korban dan ini diketahui pelaku yang adik korban hingga mereka tidak senang dan bertengkar dengan korban," ucapnya.

ADVERTISEMENT

"Informasi dari para pelaku sebelumnya mereka pernah bertengkar atau cekcok dengan korban, sehingga dimana sebelumnya apabila korban dalam pengaruh minum keras sering menganiaya adiknya," tambah Iqbal.

Simak selengkapnya di halaman selanjutnya:

Dia menyebut kebiasaan korban mabuk dan menganiaya anggota keluarganya itu yang menjadi motif para pelaku akhirnya tega menghabisi nyawa korban. Hingga kini, polisi terus mendalami kasus itu dengan melakukan pemeriksaan terhadap para saksi di TKP.

"Yang pastinya kami masih melaksanakan proses penyidikan untuk mengorek keterangan lebih dalam kepada pelaku, termasuk saksi-saksi yang berada di TKP yang mengetahui kejadian ini," ujarnya.

Iqbal membantah jika cekcok dan perselisihan antara pelaku dan korban karena perebutan harta warisan. "Sampai saat ini belum ada informasi yang mengarah kesana," pungkas Iqbal.

Sebelumnya, Haidir Ali, pria asal Makassar, Sulsel, tewas setelah dikeroyok oleh keluarganya sendiri, yang tidak lain adalah kakek, tante, hingga sepupunya. Masing-masing pelaku menganiaya korban hingga tewas dengan beberapa cara, termasuk memukul korban dengan balok.

"Ada empat tersangka dalam pengeroyokan yang menyebabkan korban meninggal di Jalan Monginsidi, Makassar," kata Kapolsek Makassar Kompol Andry Lilikay saat dimintai konfirmasi, Kamis (22/7).

Andry menyebut peran masing-masing pelaku sebagai berikut. Pelaku pertama Dandi (23) berperan menombak korban, lalu Arjun (25) memarangi korban. Sedangkan Daeng Ngerang (65), yang tidak lain kakek korban sendiri, ikut menombak Haidir, dan tantenya, Anti alias Tiyong (43), ikut memukul korban dengan menggunakan balok.

"Sekitar pukul 19.00 Wita, Rabu 21 Juli 2021, tersangka Arjun bertemu dengan korban di Jembatan Monginsidi, kemudian terjadi cekcok dengan korban. Arjun, yang saat itu membawa sebuah parang, langsung menebas korban di bagian tangan dan perut," terangnya.

Setelah kejadian pertama di Jembatan Monginsidi, Makassar, korban lalu mendatangi rumah Arjun dan bertemu dengan Anti. Cekcok keduanya juga pecah hingga korban melemparkan batu ke arah Anti. Di sana, aksi pengeroyokan terjadi, yang melibatkan Dandi dan Daeng Ngerang. Alhasil, korban tewas di tempat oleh tusukan tombak dan pukulan balok kayu.

Halaman 2 dari 2
(fas/fas)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya



Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.
Hide Ads