Polisi belum memeriksa DW, pria yang terbang dari Bandara Halim Perdanakusuma, Jakarta, ke Ternate, Maluku Utara, memakai hasil tes PCR istri dan bercadar. Sebab, DW masih menjalani karantina.
"Belum (diperiksa), masih menjalani karantina," kata Kabid Humas Polda Malut, Kombes Adip Rojikan, saat dihubungi detikcom, Rabu (21/7/2021).
Adib mengatakan DW menjalani isolasi mandiri karena diketahui positif COVID-19 (Corona). "Karantina mandiri," ujarnya.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
DW sebelumnya melakukan penerbangan dari Jakarta tujuan Ternate menggunakan maskapai Citilink. DW diduga memalsukan hasil swab PCR.
Kepala Operasional Satuan Tugas (Satgas) Penanganan COVID-19 Kota Ternate Muhammad Arif Gani membenarkan kejadian itu. DW diduga Dwi memalsukan dokumen PCR dengan menggunakan nama istrinya, Nurul. Kebetulan hasil PCR sang istri negatif Corona.
Arif menerangkan DW mengelabui petugas di Bandara Halim Perdanakusuma, Jakarta, dengan memakai data diri istrinya dan memakai pakaian cadar. Namun, saat tiba di Bandara Baabullah Ternate, DW ketahuan setelah membuka cadar dan mengganti pakaian kemejanya di dalam toilet pesawat.
Sang pramugari langsung menghubungi pihak Bandara Sultan Baabullah Ternate untuk melakukan penahanan karena alasan DW yang mencurigakan. Petugas kesehatan di bandara langsung melakukan tes usap antigen dan hasilnya positif COVID-19.
"Setelah hasil positif COVID-19 pihak bandara langsung menghubungi tim Satgas Penanganan COVID-19 Kota Ternate, untuk melakukan evakuasi dengan memakai pakaian alat pelindung diri (APD), kemudian dibawa menggunakan mobil ambulans menuju rumah untuk melakukan isolasi mandiri dan akan diawasi oleh petugas Satgas," ujar Arif Seperti dilansir dari Antara, Minggu (18/7/2021),
Satgas Penanganan COVID-19 Kota Ternate akan melakukan koordinasi dengan pihak bandara serta instansi terkait untuk memperketat pengawasan di bandara. Sementara itu, belum ada keterangan resmi dari pihak maskapai penerbangan Citilink terkait kejadian ini.
Executive General Manager Bandara Halim Perdanakusuma Marsma Nandang Sukarna mengatakan hasil PCR yang dibawa DW saat itu milik sang istri. Proses validasi dokumen kesehatan, seperti PCR, dilakukan oleh istri DW.
"Istrinya yang ke situ (security check), karena kalau kita kan beda dengan di Cengkareng, karena validasinya kan masih sendiri-sendiri meskipun satu jalur," kata Nandang saat dihubungi detikcom, Selasa (20/7).
Nandang mengatakan istri DW hanya membantu sampai proses pengecekan dokumen kesehatan. Setelah itu, istri DW memberikan dokumen yang sudah divalidasi oleh petugas kepada suaminya yang berpakaian seperti perempuan untuk selanjutnya dilanjutkan ke proses check-in.
"Iya (istri DW bantu sampai sebelum check-in) dia waktu memvalidasi dokumen kesehatan. Dia memberikan dokumen itu kepada suaminya dia mundur lagi ke belakang, dalam CCTV itu dia memberikan dokumen tersebut kepada suaminya, suaminya yang maju untuk masuk ke sana (check-in) dengan berpakaian ala perempuan," ujarnya.
Simak selengkapnya di halaman selanjutnya.
Nandang menuturkan istri DW tidak menampilkan gelagat yang mencurigakan saat proses pemeriksaan dokumen kesehatan. Hingga akhirnya DW lolos sampai ke tahap check-in.
"Kalau kita kan di dalam pemeriksaan cek fisik, kalau tidak ada yang mencurigakan, dokumennya kan semuanya lolos karena memang yang mendaftarkan istrinya. Kemudian dapat validasi yang masuk itu bukan dia," tuturnya.
Nandang menyebut pemeriksaan calon penumpang yang dilakukan di Bandara Halim berbeda dengan di Bandara Soekarno-Hatta, Cengkareng. Dia mengatakan siapa pun bisa masuk ke tempat pemeriksaan dokumen kesehatan karena bagian dari public area.
"Kan nggak semuanya selalu langsung check-in kalau di Halim. Beda dengan di Cengkareng. Kalau di Cengkareng yang masuk yang mau terbang aja kan pengantar nggak bisa masuk. Kalau di Halim kan public area, begitu masuk areanya kecil kan jadi masih bisa duduk dulu di luar kayak gitu," kata Nandang.
Nandang menyampaikan DW saat itu menggunakan masker dan jilbab yang diarahkan ke wajahnya sehingga terlihat seperti menggunakan cadar. Saat itu, kata Nandang, petugas tidak mencurigai DW karena suara DW juga terdengar seperti suara perempuan.
"Sebetulnya bukan pakai cadar, masker. Kerudungnya itu ditutupkan lagi ke arah mulutnya jadi kesannya jadi cadar. Dan dia berlaku seperti seorang perempuan. Jadi gesturnya itu gestur perempuan. Dia pakai lengan pendek, jaket, pakai jilbab. Kaus warna pink," ucapnya.
"Menurut orang yang di check-in-nya Citilink dia ditanya juga bahasanya seperti perempuan, bukan suara laki-laki. Sementara pemeriksaan membuka masker pada saat ini orang takut. Kan harus on terus maskernya," imbuhnya.