Demo Ratusan Warga Iringi Pelantikan Gubernur Sulteng

Palu - Pelantikan Gubernur Sulawesi Tengah (Sulteng) H. Bandjela Paliudju dan Wakil Gubernur Achmad Yahya, diwarnai demonstrasi ratusan warga, Jumat (24/3/2006). Mereka mempersoalkan masalah sengketa pilkada tentang kontrak politik yang belum diselesaikan.Para warga yang sebagian besar kaum ibu ini berteriak-teriak di depan gedung DPRD, Jl Sam Ratulangi, Palu Timur. Mereka memaksa masuk ke lokasi pelantikan karena merasa pelantikan ini cacat politik. Mereka membawa spanduk bertuliskan "Kapolda Jangan Tidur", "Apa Alasan SP3", "Pasangan Paliudju-Achmad Yahya Penjahat Pilkada".Saat ini ratusan warga yang berunjuk rasa mundur ke Jl Pramuka yang berjarak 200 meter dari Gedung DPRD untuk melakukan konsolidasi. Mereka tidak bisa menembus barikade ratusan aparat kepolisian. Polisi menerjunkan 6 SSK termasuk aparat berpakaian preman. Tampak juga dua anjing pelacak dalam barikade polisi itu.Ratusan warga dari Desa Sopu di Morowali ini menyatakan bahwa Gubernur dan Wakil Gubernur yang dilantik hari ini telah melanggar UU No 32 tahun 2004. Pelanggaran itu yakni berupa pengingkaran kontrak politik. Dalam penandatanganan kontrak yang dilakukan sebelum pilkada, pasangan Paliudju dan Achmad Yahya berjanji jika mereka dimenangkan maka bantuan berupa mesin perontok padi, perontok jagung serta bantuan pendirian rumah ibadah akan diberikan.Kontrak politik yang ditandatangani pada 7 Januari berupa pernyatan bahwa warga Desa Sopu berjanji akan memenangkan pasangan ini 75 persen. Namun saat pilkada selesai dilaksanakan 16 Februari dan memenangkan pasangan ini, justru kontrak politik yang telah diteken tidak dilaksanakan. Para warga lalu membawa masalah ini ke polisi, namun kasus ini tidak dilanjutkan. Polisi beralasan tidak menemukan cukup bukti. Sampai kemudian Jumat (24/3/2006), Mendagri M Ma'ruf melantik pasangan ini sebagai Gubernur-Wagub Sulteng.Saat ini pelantikan telah selesai dilakukan, Mendagri M resmi mengukuhkan pasangan ini sebagai Gubenur. Pasangan ini akan memimpin provinsi Sulawesi Tengah hingga 2011 nanti. (ndr/)