Usai melewati rangkaian pembekalan awal, kini peserta Pertamina UMK Academy 2021 dari kelas Go Online mulai memasuki tahap coaching. Kegiatan ini berlangsung selama 2 hari, pada Kamis (8/7) dan Jumat (9/7) lalu secara virtual.
Pjs. Senior Vice President Corporate Communications & Investor Relations Pertamina, Fajriyah Usman mengatakan rangkaian kegiatan tahun ini cukup berbeda dari sebelumnya. Para peserta akan dimonitoring secara satu per satu oleh para expert yang telah ditunjuk oleh Pertamina.
"Pada sesi ini, peserta akan diberikan kebebasan untuk bertanya, menyampaikan hambatan usaha, dan curhat apapun tentang usahanya secara face to face dengan 1 mentor. Kemudian para mentor akan mencoba beri solusi kemudian dilihat perkembangannya pada pertemuan selanjutnya," jelas Fajriyah dalam keterangan tertulis, Rabu (14/7/2021).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Diketahui kegiatan coaching tersebut diikuti oleh 81 peserta yang merupakan UMK binaan Pertamina dari berbagai wilayah di Indonesia. Untuk mempermudah kegiatan pendampingan, masing-masing peserta diberikan waktu 45 menit, lalu bergantian dengan peserta lainnya.
Fajriyah menyebut pihaknya telah menunjuk 5 mentor sebagai fasilitator. Mereka adalah sosok expert yang telah berpengalaman di bidang digital marketing dari MarkPlus Institute, di antaranya Satya Bilal, Alya Mirza, Rininta Hanum, Nila Kresna, dan Aurelius Kuhuwael.
Menurut Fajriyah lewat Program Pendanaan UMK Pertamina ingin senantiasa menghadirkan energi yang dapat menggerakkan roda ekonomi. Energi yang menjadi bahan bakar, serta energi yang menghasilkan pertumbuhan berkelanjutan.
Pertamina juga senantiasa mendukung pencapaian SDGs (Sustainable Development Goals) melalui implementasi program-program berbasis ESG (Environmental, Social, and Governance) di seluruh wilayah operasionalnya. Hal ini merupakan bagian dari tanggung jawab lingkungan dan sosial, demi mewujudkan manfaat ekonomi di masyarakat.
Salah satu peserta coaching Pertamina UMK Academy, Sukma Taris mengaku banyak terbantu usai menjadi binaan pertamina. Pemilik UKM Bumbu Instan Jenk'Ranaa ini mengatakan produksinya mengalami kenaikan hingga 20 persen, serta omset yang ikut naik sebesar 4 kali lipat di momen tertentu. "Pada saat pandemi, usaha saya tidak terlalu berpengaruh, sehingga masih tetap bisa survive," katanya.
Selain itu, ada pula Arni Pabunga yang merupakan pemilik usaha Kandora Coffe asal Kabupaten Tana Toraja, Sulawesi Selatan. Arni bercerita tentang awal mula dirinya memulai usaha karena harus pensiun dini dari pekerjaannya di Jakarta dan memutuskan pulang ke kampung halaman untuk berwirausaha. "Saya ingin memanfaatkan potensi kopi Toraja yang ada di sekitar tempat tinggal saya," pungkasnya.
Baik Sukma maupun Arni mengaku cukup senang dengan metode pembinaan yang diterapkan pada sesi coaching tersebut. Menurut mereka, pendampingan bisa dilakukan lebih privat dan menyasar setiap individu. Dengan begitu solusi yang diberikan juga lebih spesifik dan tidak secara umum dibandingkan pembinaan yang melibatkan banyak orang.
(prf/ega)