Wali Kota Makassar Ramdhan 'Danny' Pomanto menanggapi santai tim Detektor COVID Makassar diviralkan berboncengan 3 naik motor hingga melepas masker saat ke rumah warga. Danny membela tim Detektor COVID Makassar dan mengakui perlu adanya pembinaan.
Foto-foto tim Detektor COVID Makassar ramai di media sosial dan menjadi sorotan, di antaranya mereka ada yang berconcengan 3 naik motor, melepas masker saat di rumah warga, hingga mencatat data sambil merokok.
"Jadi masalah bonceng tiga (naik motor), itu karena satu ji motornya kodong (kasihan). Saya kadang-kadang (melihat) dipostingan itu saya sambil guyon-guyon, ini mestinya bonceng lima ini supaya dia tau detektor ini pemain akrobat, ya kira kira itu, guyon-guyon saja," kata Danny saat ditemui di kediamannya, di Jalan Amirullah, Makassar, Selasa (13/7/2021).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Terkait tim Detektor COVID Makassar yang diviralkan tidak memakai masker saat ke rumah warga, Danny mengakui masih perlu pembinaan kepada relawan yang tergabung di tim Detektor COVID Makassar. Tapi, Danny membela mereka yang diviralkan.
"Bayangkan itu, teman-teman (tim Detektor COVID) datang ke lapangan, panas-panas, jalan kaki, pakai masker, kadang kadang-kadang dapat rumah terus dia kasih keluar maskernya, kadang-kadang mereka kedapatan itu pada saat mereka mau makan," jelas Danny.
Danny menegaskan akan secara perlahan membenahi dan menyempurnakan standar kerja dari tim Detektor COVID Makassar. Namun Danny meminta agar kerja ikhlas dari tim Detektor COVID tidak dikesampingkan.
"Paling tidak detektor itu betul-betul sudah menyambung nyawanya, menyambung kesehatannya untuk kesehatan masyarakat banyak, ini modal besar, dan Insyallah saya akan sempurnakan standardisasi itu lewat pengawasan yang lebih ketat," paparnya.
Di antara pembenahan yang dilakukan, saat ini tim Detektor COVID tidak lagi mesti harus sampai masuk ke dalam rumah warga saat akan memeriksa kesehatan warga. Mereka cukup berada di teras atau di depan rumah warga.
Selain itu, setiap alat yang selesai digunakan langsung disemprot untuk disterilkan kembali. Danny lantas menyebut banyak kritik netizen di media sosial yang tidak masuk akal.
"Misalnya harus satu alat satu orang, berarti tidak masuk akal. Dokter saja itu satu saja alatnya dengan ribuan pasiennya, jadi apa bedanya dengan itu. Jadi itu adalah bagian dari pada ketidakpahaman dan hoax dan saya kira perlu banyak informasi lah biar mereka bisa paham," tegasnya.
Simak juga 'Mal di Makassar Gunakan Sistem QR Code untuk Pantau Pengunjung':