Keagungan Bahasa Arab Al-Qur'an

Makna Esoterik Al-Qur'an (6)

Keagungan Bahasa Arab Al-Qur'an

Prof. Nasaruddin Umar - detikNews
Jumat, 09 Jul 2021 05:33 WIB
Poster
Prof. Nasaruddin Umar (Ilustrasi Foto: Edi Wahyono)
Jakarta -

Verbalisasi petunjuk Allah dalam bentuk Kitab Al-Qur'an yang menggunakan bahasa Arab menempatkan posisi bahasa ini bukan hanya sebagai bahasa petunjuk ajaran Islam tetapi juga sebagai bentuk lahir dari Al-Qur'an itu sendiri. Bahkan keberadaan bahasa Arab menurut S.H. Nasr dapat disejajarkan dengan tubuh Kristus. Keagungan bahasa Arab bukan sebagai bahasa kultural atau bahasa ilmiah tetapi karena menjadi bagian integral dari Al-Qur'an. Bahasa Arab menjadi semacam lokus manifestasi Kalam Allah. Untuk hal-hal yang bersifat kultural-psikologis mungkin bahasa Persi yang tidak kalah menariknya, untuk bahasa ilmiah mungkin ada bahasa Inggris atau bahasa Eropa lainnya lebih kaya dengan vocab ilmiahnya, akan tetapi bahasa Arab menjadi lebih penting karena sekaligus menjadi bahasa ritual keagamaan dalam tradisi Islam. Sejumlah ibadah dan ritus keagamaan tidak sah atau batal kalau menggunakan bahasa selain bahasa Arab.

Al-Qur'an sendiri menekankan pentingnya bahasa Arab sebagaimana disebutkan dalam ayat: Dan sesungguhnya Al Qur'an ini benar-benar diturunkan oleh Tuhan semesta alam, dia dibawa turun oleh Ar-Ruh Al Amin (Jibril), ke dalam hatimu (Muhammad) agar kamu menjadi salah seorang di antara orang-orang yang memberi peringatan, dengan (cita-rasa bahasa) Arab yang jelas. (Q.S. al-Syura/26:192-195). Dipertegas lagi dengan ayat lainnya: Sesungguhnya Kami menurunkannya berupa Al Qur'an dengan berbahasa Arab, agar kamu memahaminya. (Q.S. Yusuf/2:2). Ayat pertama menggunakan istilah lisanan 'arabiyyan berarti cita rasa bahasa Arab dan yang kedua menggunakan qur`anan 'arabiyyan berarti Al-Qur'an yang berbahasa Arab. Yang pertama mengesankan logika, dialektik, semantik dan spiritual kearaban dan yang kedua mengesankan linguistik bahasa Arab. Karena itu bunyi, fonetik, pengucapan (makhraj) Al-Qur'an juga memegang peran penting dalam ritus keagamaan Islam.

Meskipun dalam beberapa ayat menegaskan Al-Qur'an berbahasa Arab tidak berarti Al-Qur'an hanya untuk atau lebih heavy kepada orang-orang atau etnik Arab. Banyak orang yang tidak memahami bahasa Arab tetapi bisa menjadi ahli ibadah, sufi, dan ilmuan muslim yang lebih baik daripada orang-orang yang mengerti bahasa Arab. Kemuliaan seseorang tidak ditentukan oleh kemampuannya di dalam berbahasa Arab tetapi siapa yang paling bertaqwa, sebagaimana ditegaskan dalam Al-Qur'an: Sesungguhnya orang yang paling mulia di antara kamu di sisi Allah ialah orang yang paling bertakwa di antara kamu. (Q.S. A-Hujurat/49:13). Banyak ilmuan Islam sangat tersohor dalam bidang keilmuannya masing-masing, bahkan Muhammad Yunus dari Pakistan, tidak menguasai bahasa Arab tetapi meraih hadiah Nobel dalam bidang ekonomi.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Memang harus diakiui bahwa orang-orang yang mengerti bahasa Arab Al-Qur'an berpotensi memahami lebih mendalam makna bahasa batin Al-Qur'an. Keistimewaan bahasa Arab sangat kaya dengan kosa kata spiritual. Sebagai ilustrasi kosa kata yang berhubungan dengan cita di dalam Lisan al-'Arab, tidak kurang dari 14 kosa kata, antara lain: Al-hub, al-dalal, al-hiyam, al-'isyq, al-khullah,al-wajd, al-naulah, al-fana', dst. Bandingkan di dalam kosa kata bahasa Indonesia/Melayu tidak cukup tersedia kosa kata untuk menerjemahkan kosa kata yang digunakan Al-Qur'an. Jika seseorang memiliki kemampuan Ilmu Balagah, salah satu cabang dari sastra Arab, maka pasti bisa ta'jub dan merasakan indahnya nilai sastra (balagah) Al-Qur'an. Akan tetapi orang yang tidak memahami ilmu bahasa Arab mungkin sulit membedakan antara Al-Qur'an dan syair-syair bahasa Arab. Sebagai contoh, Kitab Barzanji, sebuah kisah Nabi Muhammad yang diungkapkan dengan bahasa Syair, luar biasa indahnya susunan katanya, tetapi tidak ada apa-apanya dibanding dengan bahasa Al-Qur'an. (Bersambung).

ADVERTISEMENT

Prof. Nasaruddin Umar

Imam Besar Masjid Istiqlal, Jakarta


Artikel ini merupakan kiriman pembaca detikcom. Seluruh isi artikel menjadi tanggungjawab penulis. (Terimakasih - Redaksi)

(erd/erd)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya



Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.
Hide Ads