Kejujuran akan menuntun seseorang bertekad setinggi langit untuk menghamba pada Allah Swt dan tidak terusik ucapan makhluk. Sesungguhnya Allah berkuasa atas segala urusan-Nya. Jika menghendakimu untuk suatu perkara, maka Dia akan menyiapkanmu untuk itu. Teguhkan hatimu, tidak mendatangi pintu-pintu para penguasa untuk mendapatkan keuntungan pribadi dan memenuhi nafsumu. Orang alim tidak berkaki untuk mendatangi pintu-pintu makhluk, orang zuhud tiada bertangan untuk mengambil harta dari manusia, pecinta Allah tidak bermata untuk melihat kepada selain-Nya.
Kita sebenarnya tidak mempunyai apa-apa, maka jadilah seorang hamba yang berakal sehat. Kita sering mengikuti orang yang berteriak. Kebanyakan pembicara mengucapkan kata-kata dari lidahnya bukan dari hatinya. Teriakan orang munafik berasal dari lidah dan kepalanya. Sedangkan orang jujur berkata berasal dari hati nurani dan batinnya.
Seorang hamba berakal sehat akan berkata jujur dan selalu teguh pada Tuhannya, tiada menoleh pada makhluk, tidak bergantung dan tidak berharap apapun dari selain-Nya.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Seorang hamba yang tidak mengenal Allah Swt tindakannya menjadi munafik, suka pamer karena mencintai harta dan kekuasaan. Sedangkan hamba yang berpengetahuan tentang-Nya dan pendek angan-angan, tidak akan melakukan hal tersebut. Paling berbahaya adalah orang munafik yang pandai berbicara, tetapi hatinya gagap karena semua ilmunya ada di mulutnya. Jauhilah sifat-sifat orang munafik seperi, suka berdusta, ingkar janji, berkhianat, bermuka dua, gemar tipu daya dan dengki. Semua sifat ini membuat orang yang berinteraksi dengannya akan merasa dirugikan. Amal kebaikan tidaklah sia-sia, ingatlah firman Allah Swt. "Masuklah kalian kedalam surga itu disebabkan apa yang telah kalian kerjakan." ( QS. an-Nahl [16] : 32 ). Ini adalah janji Allah, setiap mukmin pasti akan meyakininya. Tiada keraguan untuk melakukan perintah dan menjauhi larangan-Nya.
Dikisahkan, ada seseorang membeli budak. Budak ini taat beragama dan berperangai baik. Sang tuan bertanya kepada budaknya, "Apa yang ingin kau makan?" Budak itu menjawab," Apa saja yang kau berikan padaku untuk kumakan." Tuannya bertanya lagi, " Pakaian apakah yang ingin kau kenakan?" Maka dijawabnya, " Apa saja yang engkau berikan untuk kupakai. " Sang tuan masih bertanya," Di tempat mana, di rumah ini, engkau hendak tinggal ?" Dijawabnya," Ditempat mana saja yang kau tentukan." Tuan itu bertanya lagi," Pekerjaan apa yang ingin kau kerjakan ?" Budak itupun menjawab," Apa saja yang kau perintahkan kepadaku." Akhirnya sang tuan pun menangis seraya berkata," Betapa beruntungnya aku sekiranya sikapku terhadap Tuhanku seperti sikapmu kepadaku." Lantas budak itu berkata," Tuanku, apakah seorang hamba mempunyai keinginan atau pilihan terhadap tuannya?" Maka tuan itu kemudian berkata," Engkau telah merdeka karena Allah dan kuingin kau tinggal bersamaku agar kudapat melayanimu dengan diriku dan hartaku."
Di sini terlihat bahwa, seorang budak yang tahu diri ( tahu posisinya sebagai budak ) tidak lebih dan tidak kurang. Bagaimana dengan kita sebagai hamba-Nya yang diciptakan sebagi makhluk paling sempurna? Apa kita akan tahu diri seperti budak tersebut terhadap tuannya? Justru karena sebagai hamba yang diciptakan, maka hendaklah kita mempunyai visi menyembah pada Sang Pencipta secara paripurna.
Mari kita simak firman Allah Swt. " Hanya Engkaulah yang aku sembah, dan hanya kepada Engkaulah kami meminta pertolongan." ( QS. al-Fatihah [1] : 5 ). Dari ayat kita gali hikmahnya ada empat :
1. Penegasan hanya Allah yang wajib disembah oleh hamba dan haram menyembah selain-Nya.
2. Menjalankan kewajiban lebih dahulu, baru akan mendapatkan haknya. Islam tidak mengajarkan tuntunan atas hak sebelum menjalankan kewajiban.
3. Menyembah Allah secara totalitas.
4. Adanya hukum sebab akibat dalam kehidupan manusia didunia. Pertolongan Allah akan datang pada hambanya yang mau menolong agama Allah. Hal ini diperkuat dengan Firmannya pada surah Muhammad ayat 7 sebagai berikut: " Hai orang-orang mukmin, jika kamu menolong ( agama ) Allah, niscaya Dia akan menolongmu dan meneguhkan kedudukanmu.
Semoga kita termasuk golongan orang-orang yang hanya menghamba pada Allah Swt.
Aunur Rofiq
Sekretaris Majelis Pakar DPP PPP 2020-2025
Ketua Dewan Pembina HIPSI ( Himpunan Pengusaha Santri Indonesia )
*Artikel ini merupakan kiriman pembaca detikcom. Seluruh isi artikel menjadi tanggungjawab penulis. --Terimakasih (Redaksi)
(erd/erd)