Anggota Komisi VI DPR Andre Rosiade menyinggung kehadiran koleganya, Edhie Baskoro Yudhoyono (Ibas), di rapat-rapat komisi. Partai Demokrat heran absensi Ibas diungkit usai putra presiden ke-6 RI SBY itu mempertanyakan kemampuan negara menangani Corona.
Kepala Badan Komunikasi Strategis Partai Demokrat, Herzaky Mahendra, menyebut Presiden Joko Widodo (Jokowi) menyatakan, di negara demokratis, kritik boleh-boleh saja. Tapi, kata dia, para pendukung pemerintah reaktif dan berusaha mengalihkan perbincangan dari permasalahan utama ketika kritik dilayangkan.
"Ini kan yang bicara anggota Dewan. Kalau level buzzer kita masih memaklumi memang levelnya segitu. Kita sedang membahas nasib nyawa rakyat, dia malah bahas daftar hadir. Logical fallacy benar ini," ujar Herzaky, Kamis (8/7/2021).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Herzaky menyebut kader Demokrat, baik di dalam maupun di luar sidang, selalu berusaha memperjuangkan nasib rakyat. Dia menyebut wajar saja kalau Ketum PD Agus Harimurti Yudhoyono dan Ibas mengkritik keras pemerintah.
"Kader-kader kami di DPR RI pun sudah sering bersuara lantang memberikan masukan. Tapi, apakah ada ruang untuk itu? Contohnya di rapat paripurna ke-22 Masa Persidangan V Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) Tahun Sidang 2020-2021 pada Selasa (6/7). Kader kami berulang kali meminta izin bicara untuk memberikan masukan. Tapi, apa? Temannya Bang Andre itu yang memimpin sidang, sama sekali tidak memberikan kesempatan," ujar Herzaky.
Untuk diketahui, pimpinan DPR menyatakan seluruh peserta rapat paripurna menyepakati interupsi disampaikan di rapat paripurna selanjutnya.
Kembali ke Herzaky, dia mengaku, meski Partai Demokrat di luar pemerintah, mereka sudah mendukung penuh penanganan COVID-19 yang dilakukan pemerintah dengan menyetujui Perppu No. 1 Tahun 2020 dan UU No. 2 Tahun 2020 tentang penanganan COVID-19. Dia menyebut apa yang dilakukan pemerintah belum maksimal.
"Demokrat meminta pendukung pemerintah, terutama yang ada di parlemen, lebih baik untuk fokus pada nyawa rakyat, bantu presiden, agar Indonesia tidak menjadi negara gagal. Jangan alihkan persoalan. Pastikan agar negara hadir dan bisa melayani masyarakat, agar korban meninggal akibat COVID-19 tidak semakin melonjak," katanya.
Andre Rosiade sebelumnya menyarankan Ibas memberikan kontribusi nyata saja dengan hadir dalam rapat komisi, baik secara fisik maupun virtual, ketimbang berbicara di luar.
"Mengenai kritik Mas Ibas mengenai negara kita bisa jadi negara failed dalam menghadapi pandemi, saya sebagai sesama anggota Komisi VI DPR, tentu saya bisa sangat memahami kritik dan kegelisahan Mas Ibas," kata Andre kepada wartawan.
(gbr/tor)