Ceramah KH Sofwan Nizhomi di Masjid Raya Bintaro Jaya viral di media sosial. Sebab, KH Sofwan dalam video itu mengatakan kebijakan pemerintah yakni PPKM adalah sebuah jebakan untuk menghalangi umat Islam merayakan Idul Adha yang akan diselenggarakan 20 Juli mendatang.
Pernyataan itu viral di media sosial dan menimbulkan pro-kontra di tengah masyarakat. KH Sofwan Nizhomi sendiri sudah memberikan klarifikasi terkait video ceramahnya itu. Menurutnya, videonya tidak disiarkan utuh atau dipotong oleh oknum.
Seperti apa isi ceramah KH Sofwan Nizhomi? Secara umum, isi ceramahnya adalah tentang akhirat. Sofwan mengatakan bahwa di akhirat, akan dipisahkan orang-orang saleh dengan orang-orang jahat meski di dunia kedua kelompok tersebut menyatu.
Pembahasan yang menyinggung PPKM darurat dimulai pada menit ke-26 hingga menit 28. Sementara itu, total ceramah Sofwan Nizhomi adalah 37 menit. Awalnya, Sofwan menyebut perbedaan antara orang muslim dan nonmuslim ada pada perilakunya.
"Ketahuan, seseorang itu muslim atau bukan muslim, mukmin atau bukan Mukmin, bukan dari aksesori, tapi pada sikap. Ketemu assalamualaikum. Sekarang nggak ini (salaman), tapi gini (adu kepalan tangan)," kata Sofwan dalam video tersebut.
Diketahui, adu kepalan tangan dilakukan oleh beberapa orang sebagai pengganti salaman saat pandemi. Kemudian, Sofwan langsung menyinggung soal PPKM darurat dan Idul Adha, yang jatuh pada 20 Juli 2021. Berikut ceramah Sofwan yang menyinggung soal PPKM darurat dan Idul Adha:
"Ini mohon maaf pembatasan makro ini sampai tanggal berapa? 20. 20 Idul Adha loh. Nanti ada Idul Adha nggak? Rupanya jebakan-jebakan luar biasa kok. Sampai tanggal 20, itu tanggal 20 itu ada Idul Adha, dan ada potong kurban, kerumunan, rupanya untuk dihalang-halangi supaya tidak Idul Adha. Naudzubillahimindzalik."
"Kondisi sekarang ini kuncinya perbanyak faaksir min qouli, la haula wala quwata illa billahi. Orang lebih takut pada apa... pada pandemi, tidak takut pada Allah subhanahu wata'ala. Maka faaksir, perbanyak olehmu, min qouli, dari berucap, la haula wala quwwata illa."
"Ini iblisnya tambah senang, Pak. Ada iblis yang manusia, yang menakut-nakuti, sampai tingkat RT pun menakut-nakuti warganya. Jadi dari tingkat paling tinggi, paling tinggi apa? Presidennya, menterinya, gubernurnya, wali kotanya, bupatinya, lurahnya, camatnya, RW sampai RT-nya bikin warning semuanya."
"Semakin takut kita. Semakin takut kita, iblis makin senang. Sebab kita tidak lagi menghadirkan kebesaran Allah. Makanya kita lebih takut pada itunya, tidak takut pada Allah subhanahu wata'ala.. Perbanyak faaksir min qouli, la haula wala kuwata illa billahi. Perbanyak olehmu dan ucap la haula wala."
"Ini perlu (masker), tapi jangan lupa la haula semuanya kehendak Allah."
Di akhir ceramahnya, Sofwan Nizhomi mengenakan masker medis yang sebelumnya dia letakkan di atas meja. Saat berdiri dan keluar dari sorotan kamera, dia mengenakan masker.
Kemenag Tangsel Cek Kebenaran Video
Kemenag Tangsel pun langsung mengecek kebenaran video itu. Kemenag juga mengatakan pihaknya sudah sosialisais mengenai pembatasan aktvitas masjid selama PPKM Darurat.
Setelah dicek, Kepala Kantor Kemenag Tangsel Abdul Rojak mengatakan pihak masjid bersama KH Sofwan Nizhomi telah memberikan klarifikasi kepada pihak polisi. Abdul mengatakn video itu hanya salah paham.
"Video ceramah KH Sofwan Nizhomi sudah dipotong dan tidak secara utuh ditampilkan, sehingga banyak menimbulkan kesalahpahaman publik. Pihak Masjid Raya Bintaro Jaya bersama KH Sofwan Nizhomi sudah datang langsung ke Polres Tangsel untuk menjelaskan tentang pengajian dan isi ceramah tersebut," ucap Abdul Rojak saat dihubungi, Rabu (7/7).
Menurut Abdul, pihak Masjid Raya Bintaro Jaya juga melaporkan pengunggah video tersebut di media sosial. Belum diketahui pihak yang dilaporkan oleh Sofwan Nizhomi.
"Pihak Masjid Bintaro Jaya juga melaporkan akun yang menyebarluaskan potongan isi ceramah KH Sofwan Nizhomi tersebut dengan membawa bukti isi video ceramah KH Sofwan Nizhomi yang lengkap dan utuh," katanya.
Selanjutnya klarifikasi KH Sofwan Nizhomi >>>
(zap/fas)