Warga Jeneponto Sulsel Heboh Jasad Pejuang Kemerdekaan Hilang dari Makam

Warga Jeneponto Sulsel Heboh Jasad Pejuang Kemerdekaan Hilang dari Makam

Hermawan Mappiwali - detikNews
Rabu, 07 Jul 2021 16:31 WIB
Kain kafan yang tersisa di Makam pejuang kemerdekaan Rahman alias Galla Raman di Jeneponto, Sulsel (dok. Istimewa).
Kain kafan yang tersisa di makam pejuang kemerdekaan Rahman alias Galla Raman di Jeneponto, Sulsel (Foto: dok. Istimewa)
Jeneponto -

Warga di Kabupaten Jeneponto, Sulawesi Selatan (Sulsel), dibuat heboh oleh hilangnya jasad mendiang pejuang kemerdekaan Rahman alias Galla Raman. Jasad sang veteran tak ditemukan saat makamnya dibongkar untuk dipindahkan.

Salah satu putra mendiang Galla Rahman, Prof Sufirman Rahman, mengatakan banyak warga sekitar yang menghubungkan kepribadian ayahnya semasa hidup dengan peristiwa hilangnya jasad sang ayah. Tak sedikit warga yang juga mempercayai jasad sang veteran diangkat ke langit ketujuh.

"Menurut kepercayaan setempat bahwa jasadnya memang melayang begitu, melayang ke langit ketujuh. Itu juga anggapan dari pemuka, tokoh agama memberikan anggapan itu," ujar Prof Sufirman saat berbincang dengan detikcom, Rabu (7/7/2021).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Pria yang juga berstatus sebagai guru besar pada Fakultas Hukum Universitas Muslim Indonesia (UMI) itu mengungkapkan, ayahnya meninggal pada 23 April 1990 atau sekitar 30 tahun lalu. Kemudian pada Kamis (1/7) lalu, pihak keluarga sepakat memindahkan makam sang veteran di Kampung Bonia, Desa Bungungloe, Kecamatan Turatea, Jeneponto, ke pemakaman khusus keluarga.

Pemindahan makam tersebut, kata Sufirman, dilakukan karena makam ayahnya saat ini dekat dengan limbah rumah tangga dan kandang ternak warga. Namun alangkah kagetnya Sufirman karena jasad ayahnya tak ditemukan saat makam digali.

ADVERTISEMENT

"Jadi yang saya bisa sampaikan bahwa memang jasadnya tidak ada, tulangnya sama sekali tidak ada, rambutnya tidak ada, giginya tidak ada," ucap Sufirman.

Padahal, kata Sufirman, keluarganya telah menggunakan jasa penggali makam yang memiliki pengalaman kerja selama 40 tahun.

"Kita sudah siapkan juga tim medis yang bisa antisipasi tulang belulangnya jika tulang belulangnya bergeser atau tidak lagi di letaknya," sambung Sufirman.

Simak selengkapnya di halaman selanjutnya.

Baik penggali makam maupun tim medis, disebut Sufirman, telah mengakui peristiwa ini tak pernah mereka alami sebelumnya.

"Jadi mulai dari rambutnya, tulang kepalanya, maupun rangkanya, keseluruhan itu kan tidak ada bekasnya sama sekali. Tapi bungkusan kain kafan dan ikatannya dari atas sampai ke bawah itu utuh. Nah, masyarakat setempat itu, bahkan penggali kubur, bahkan tim medis, itu katakan bahwa ya ini memang tidak seperti biasanya pengalamannya menggali kubur," tuturnya.

Menurut kesaksian penggali kubur, kata Sufirman, mereka juga pernah menggali makam berusia ratusan tahun, namun jasad atau tulang belulangnya tetap ada.

"Katanya penggali kubur itu, dia pernah menggali kubur sampai usianya ratusan tahun pun itu tetap ada tulangnya, ada rambutnya, ada giginya misalnya. Ini tidak ada sama sekali," katanya lagi.

Sufirman kemudian bercerita, ayahnya saat masih hidup merupakan seorang veteran Indonesia yang berjuang pada masa kolonial Belanda dan Jepang.

"Bahkan menghadapi DI/TII, dia masih berjuang," ujar Sufirman.

Dia juga mengenang, selain sebagai seorang veteran, almarhum ayahnya merupakan kepala kampung di Jeneponto dan bergelar gallarang. Sebagai pemimpin, diakuinya bahwa sang ayah memang sebagai orang yang sangat jujur, tegas, dan adil. Selain itu, almarhum juga rajin beribadah dan berbudi pekerti yang baik dengan orang lain.

"Jadi itulah sifat-sifatnya itu. Kalau saya mau persamakan, lurus-lurusnya itu seperti Baharuddin Lopa, seperti begitulah," kata dia.

Terkait peristiwa hilang jasad ayahnya yang viral, Sufirman mengaku tak pernah menyangka. Dia juga mengaku tak ada niat peristiwa ayahnya itu ramai diperbincangkan.

"Saya sebetulnya tidak pernah bayangkan mau viral begini ya. Ini kan soal mayat begini, sebetulnya bukan untuk viral. Saya juga nggak enak, kita nggak tahu bagaimana pengaruhnya (viralnya peristiwa ini) dengan almarhum di alam sana kan," katanya.

Halaman 2 dari 2
(hmw/nvl)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya



Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.
Hide Ads