Ibas Lihat Pemerintah Tidak Berdaya Tangani Pandemi COVID-19

Ibas Lihat Pemerintah Tidak Berdaya Tangani Pandemi COVID-19

Tim detikcom - detikNews
Rabu, 07 Jul 2021 16:27 WIB
Ketua Fraksi Partai Demokrat DPR RI Edhie Baskoro Yudhoyono (kedua kiri) bersama anggota DPR fraksi Demokrat membacakan ikrar kesetian terhadap Ketua Umum Partai Demokrat Agus Harimurti Yudhoyono di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Senin (15/3/2021). Dalam pembacaan ikrar tersebut mereka tetap mendukung Agus Harimurti Yudhoyono sebagai Ketua Umum Partai Demokrat periode 2020-2025. ANTARA FOTO/Hafidz Mubarak A/foc.
Edhi Baskoro Yudhoyono atau Ibas (ANTARA FOTO/Hafidz Mubarak A)
Jakarta -

Ketua Fraksi Partai Demokrat (FPD) DPR RI Edhie Baskoro Yudhoyono atau Ibas mempertanyakan kapan pandemi COVID-19 yang melanda Indonesia berakhir. Ibas tak ingin Indonesia menjadi bangsa gagal atau failed nation dalam penanganan pandemi COVID-19.

"Begini ya, COVID-19 makin 'mengganas'. Keluarga kita, sahabat kita, dan orang-orang di lingkungan kita banyak yang terpapar, bahkan meninggal dunia. Sampai kapan bangsa kita akan terus begini?" kata Ibas dalam keterangan tertulis yang dibagikan Kepala Bakomstra PD Herzaky Mahendra Putra, Rabu (7/7/2021).

"Jangan sampai negara kita disebut sebagai failed nation atau bangsa gagal akibat tidak mampu menyelamatkan rakyatnya," imbuhnya.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Ibas juga menyampaikan pemerintah terlihat 'tidak berdaya' menangani pandemi COVID-19, yang sudah memasuki tahun kedua. Kurangnya tabung oksigen, menurutnya, menunjukkan antisipasi yang lemah dari pemerintah.

"Bagaimana mungkin tabung oksigen disumbangkan ke negara lain tapi, saat rakyat sendiri membutuhkan, barangnya susah didapat," sesal Ibas.

ADVERTISEMENT

Waketum PD itu menilai kasus tabung oksigen merupakan preseden buruk. Ibas menilai kasus tabung oksigen memperlihatkan bahwa pemerintah seolah-olah kurang sigap mempersiapkan kebutuhan untuk menjawab gejala-gejala yang muncul sebelumnya.

"Kan ada varian baru di negara lain. Kita tahu, itu bukan tak mungkin masuk ke negara kita. Lalu muncul kasus-kasus baru. Kemudian angka yang kita khawatirkan juga terjadi, dan lain sebagainya," tutur Ibas.

"Itu semua gejala-gejala yang rasanya mudah dibaca dan terkait dengan kesiapan kita dalam menyediakan kebutuhan medis. Tidak ada yang mendadak. Karena pandemi kan sudah masuk tahun kedua, jadi harusnya bisa diantisipasi," imbuh legislator dari Dapil Jawa Timur VII itu.

Selain itu, Ibas meminta pemerintah tegas mengambil keputusan soal vaksin. Jika vaksin sebelumnya tidak cukup manjur, dia meminta pemerintah segera menyediakan vaksin yang lebih baik. Putra Presiden ke-6 RI Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) itu juga meminta pemerintah mempercepat vaksinasi.

"Banyak yang sudah divaksin tetap terpapar varian baru virus ini. Jika vaksin yang sebelumnya digunakan dianggap kurang bagus, pemerintah tak perlu ragu menghadirkan vaksin yang 'cespleng' demi melindungi rakyat," imbau Ibas.

"Kemudian lakukan prioritas percepatan vaksinasi di kota dan di desa atau daerah ekstrem, sehingga kita bisa hidup normal lagi seperti negara lain, seperti beberapa negara di Eropa, misalnya," tutup peraih gelar doktor manajemen bisnis dari Institut Pertanian Bogor (IPB) itu.

Simak juga 'Jokowi Minta Vaksinasi COVID-19 Digas, Bio Farma Pastikan Suplai Aman':

[Gambas:Video 20detik]



(zak/tor)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya



Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.
Hide Ads