Panitia Klarifikasi soal Lomba MTQ Kota Tangsel yang Digelar Tatap Muka

Panitia Klarifikasi soal Lomba MTQ Kota Tangsel yang Digelar Tatap Muka

Karin Nur Secha - detikNews
Rabu, 07 Jul 2021 14:58 WIB
Juara umum MTQ Kota Tangsel jatuh kepada Kecamatan Pamulang
Juara umum MTQ Kota Tangsel jatuh kepada Kecamatan Pamulang (Foto: Dok. LPTQ II Kota Tangsel)
Tangerang Selatan -

Panitia penyelenggaraan lomba MTQ Kota Tangerang Selatan mengklarifikasi perihal kegiatan perlombaan yang digelar secara tatap muka. Lembaga Pengembangan Tilawatil Qur'an (LPTQ) Kota Tangsel menegaskan penyelenggaraan MTQ digelar dengan mengikuti protokol kesehatan di masa PPKM darurat.

Sekretaris II LPTQ Kota Tangsel H. Ahmad Syarif Hidayat menjelaskan kegiatan lomba MTQ digelar dua sesi pada 3 Juli dan 4 Juli 2021 di aula Pemkot Tangerang Selatan. Penyelenggaraan lomba MTQ digelar secara terbatas dengan membagi para peserta dari total 300-an peserta yang ikut.

"Pelaksanaan (lomba) hanya dua hari, hari Sabtu (3/7) dan Minggu (4/7), karena memang harus hari libur kantor kan supaya tidak ada kerumunan di Pemkot itu. Terus pelaksanaannya kemudian dilaksanakan dipecah menjadi 8 arena dan 8 arena itu di sekitar Pemkot sih awal-awal kecil saja dan tidak ada kerumunan sama sekali sesungguhnya," ujar Ahmad Syarif saat dihubungi detikcom, Rabu (7/7/2021).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Peserta MTQ sendiri berjumlah 300 orang dari total 8 kecamatan di Kota Tangerang Selatan. Ke-300 peserta itu kemudian dibagi 2 dan pelaksanaan dilakukan 2 hari.

"Yang hadir kurang lebih 160-an kira-kira, tapi dipecah 8 arena. Sehingga satu arena itu nggak sampe 30 orang satu arena itu," imbuhnya.

ADVERTISEMENT


Alasan Digelar Tatap Muka

Lebih lanjut, Ahmad menjelaskan alasan penyelenggaraan MTQ dilaksanakan secara tatap muka. Salah satunya karena kendala teknis.

"Secara tatap muka itu pertimbangannya pertama, tadinya kita pengen virtual kemudian SDM daripada peralatan dan sebagainya ini belum bisa masuk kriterialah. Akhirnya kita laksanakan secara tatap muka untuk perlombaannya ya, tapi hanya peserta tok gitu," katanya.

Ia menambahkan yang hadir hanya peserta. Tidak ada penonton.

"Tidak boleh ada pengunjung, tidak boleh ada penggembira, ofisial pun nggak boleh banyak-banyak gitu. Jadi alasannya adalah ya keterbatasan SDM dan peralatan. Karena kan 8 arena lumayan banyak ya untuk memecah kerumunan itu tadi," imbuhnya.

Prokes Ketat

Ahmad Syarif mengklaim penyelenggaraan perlombaan dilakukan dengan protokol kesehatan yang ketat. Para peserta sudah dicek suhu tubuh dan di-swab antigen sebelum berlomba.

"Pada tata pelaksanaan dijamin tidak ada kerumunan karena dikontrol langsung oleh Pak Wali Kota pada saat pelaksanaan. Karena pelaksanaan itu hanya peserta dan dewan hakim. Dan itu seluruhnya mematuhi protokol kesehatan, jaga jarak, hand sanitizer, pemeriksaan suhu tubuh," katanya.

"Dan hakim ada beberapa yang melampirkan swab antigennya. Peserta juga diminta melampirkan swab antigen. Artinya secara keseluruhan sesungguhnya tidak ada kerumunan. Dan itu memang yang dikawal ketat oleh Gugus Tugas. Gugus Tugas kan juga mengawal, artinya tolong pembukaan tidak lebih dari 30 orang misalkan gitu," katanya.

Kegiatan pembukaan dan penutupannya sendiri dilakukan secara virtual. Adapun juara umum lomba MTQ tahun ini jatuh ke Kecamatan Pamulang. Penyerahan hadiah dan piagam dilaksanakan secara tatap muka, di mana hanya Camat Pamulang yang hadir.

(mea/fjp)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya



Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.
Hide Ads