Kota Bogor mendapatkan bantuan 100 tabung oksigen ukuran 6 meter kubik. Suplai oksigen untuk rumah sakit yang diperoleh dari PT Krakatau Steel itu, diperoleh setelah Satgas COVID-19 Kota Bogor berkoordinasi dengan Kementerian Kesehatan dan Kementerian BUMN.
Bantuan oksigen medis tersebut tiba di Posko Logistik PPKM Darurat, Jalan Sudirman, Bogor Tengah, Kota Bogor pada Senin (5/7) sekitar jam 23.30 WIB. Tabung-tabung tersebut telah diisi oksigen oleh PT Krakatau Steel di Cilegon, Banten.
"Stok di lapangan menipis, supplier banyak yang tidak mampu lagi memasok. Kami data berapa RS yang memerlukan pasokan tambahan oksigen. Ada beberapa RS yang menyampaikan kepada kami bahwa akan habis per hari Senin tadi. Karena itu kami bergerak cepat, akhirnya bisa dibantu oleh Pak Menkes dan Pak Menteri BUMN," tutur Wali Kota Bogor Bima Arya dikutip dalam keterangan tertulis, Selasa (6/7/2021).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Baca juga: Polisi Incar Penimbun Oksigen di Cianjur |
"Jadi, Krakatau Steel siap untuk memberikan bantuan 100 tabung besar oksigen. Kami kirim truk ke sana dari Satpol PP dibantu BPBD, kemudian didistribusikan ke beberapa RS yang memang sudah habis stok oksigennya," papar Bima.
Pada Senin (5/7) malam, Bima memonitor penyaluran oksigen untuk tiga rumah sakit, yakni RS Azra (16 tabung), RS Hermina (5 tabung) dan RS Medika Dramaga (20 tabung).
Berikutnya pada Selasa (6/7/2021), ada beberapa rumah sakit, termasuk Rumah Sakit Lapangan, Pusat Isolasi Asrama IPB, dan beberapa rumah sakit lainnya yang diberikan suplai tabung oksigen.
Bima menyampaikan setiap hari Satgas COVID-19 Kota Bogor mengusahakan selalu mengambil pasokan baru oksigen di Krakatau Steel.
"Stok yang baru datang ini bisa bertahan beberapa hari ke depan. Tapi tadi berdasarkan rakor dengan Pak Menko Luhut, disampaikan bahwa diperkirakan tiga hari ke depan distribusi oksigen harusnya bisa kembali normal. Tapi kita tetap mengantisipasi. Setiap hari akan kita coba memaksimalkan tambahan oksigen ini ke RS-RS," jelas Bima.
Sementara itu, Dinas Kesehatan Kota Bogor mencatat adanya lonjakan kasus positif COVID-19 pada Senin (5/7). Sebanyak 562 kasus positif baru dilaporkan dari sejumlah wilayah Kota Bogor.
"Memang situasinya masih darurat. Terus merangkak naik, angka kematian tinggi. Terkonfirmasi ada varian Delta di Kota Bogor. Jadi dengan kondisi seperti ini kami mengingatkan kepada masyarakat untuk ekstra hati-hati dan Pemkot terus maksimalkan untuk menambah semua fasilitas. Nakes ditambah, tempat tidur di tambah di RS, kemudian juga pusat isolasi," papar Bima.
Ia menambahkan jika tenaga kesehatan banyak yang terpapar karena kelelahan menghadapi situasi darurat seperti ini, dikhawatirkan rumah sakit tidak akan mampu mengimbangi lonjakan kasus. Oleh sebab itu, ia mengimbau masyarakat lebih disiplin mencegah penularan COVID-19.
"Makanya meminta kesadaran kepada semua warga, karena kalau lonjakannya semakin tinggi maka nakes semakin banyak terpapar dan rumah sakit akan kolaps. Mobilitas warga harus ditekan lagi untuk menekan penyebaran varian Delta. Mobilitasnya harus ditekan minimal 50 persen, Kota Bogor masih 20 persenan lah. Harus lebih ditekan lagi. Jadi kami tadi sepakat untuk mengencangkan pengetatan. Kita sedang berpikir melakukan kebijakan yang lebih ketat lagi terkait dengan arus Jakarta-Bogor. Formatnya nanti akan kita umumkan," ungkap Bima.
(mul/ega)