Suara Protes Pekerja Terjebak Macet Akibat PPKM Darurat: Lockdown Sekalian!

Karin Nur Secha - detikNews
Senin, 05 Jul 2021 11:07 WIB
Jakarta -

Memasuki hari ketiga pelaksanaan PPKM Darurat di Jakarta, pemerintah menyekat sejumlah titik demi meminimalkan kerumunan. Penyekatan tersebut berimbas kemacetan di sejumlah ruas jalan.

Salah seorang pekerja di sektor keamanan, Rizal, terjebak macet di Panasonic, Jalan Raya Bogor, Jakarta Timur. Dia terjebak macet selama 20 menit dan memutuskan memutar balik kendaraannya dan mencari jalan alternatif.

"Karena udah macet panjang, saya inisiatif putar balik, dan banyak juga akhirnya yang diputar balik oleh petugas untuk ke arah Jakarta lagi," ujar Rizal saat dikonfirmasi, Senin (5/7/2021).

Rizal menyebut kemacetan tersebut dipicu adanya kendaraan yang diputar balik oleh petugas dari arah Depok yang ingin masuk ke kawasan Jakarta. Dia menilai adanya penutupan di sejumlah ruas jalan sangat tidak efektif.

"Ya nggak (efektif)-lah, justru banyak menimbulkan kerumunan di setiap penyekatan," tegasnya.

Kemudian, keluhan lain terdengar dari pekerja sektor esensial, Raisa, yang juga terkena imbas penyekatan di Cempaka Putih, Jakarta Pusat. Raisa sempat terjebak kemacetan hingga 15 menit di Cempaka Putih.

Dia menilai adanya penutupan di sejumlah ruas jalan sangat tidak efektif dilakukan, karena merugikan banyak pihak. Buktinya, diadakan PPKM Darurat seperti ini pun beberapa kantor masih beroperasi normal.

"Mungkin pemerintah bisa lebih tegas lagi, kalau memang mau lockdown, lockdown sekalian, jangan setengah-setengah kayak gini," keluhnya.

Dia juga mengeluhkan, jika memang tidak ada lockdown, tidak perlu ada penyekatan seperti ini.

"Bikin repot masyarakat yang masih kerja. Mungkin banyak sebagian karyawan kalau nggak kerja masih dapet gaji, tapi bayangin deh kalo karyawan yang kerjanya kalau nggak masuk itu nggak digaji. Kan kasihan, mereka juga punya keluarga punya anak," jelasnya.

Suara lainnya datang dari petugas kesehatan, Rezki, yang juga terkena imbas kemacetan di pos penyekatan Lenteng Agung, Jakarta Selatan. Bahkan dia baru bisa tiba di tempatnya bekerja, Puskesmas Setiabudi, setelah menempuh perjalanan selama dua jam.

Dia menilai adanya PPKM Darurat seperti ini belum efektif jika masih banyak orang yang lalu-lalang dan menimbulkan kemacetan. Dia juga meminta para pekerja non-esensial lebih baik di rumah saja.

"Kalau saya sih pesennya buat temen-temen pekerja dan perusahaan yang bukan di bidang esensial dan kritikal lebih baik di rumah aja. Di luar negeri aja lebih parah, bahkan berbulan-bulan nggak boleh ke luar rumah," katanya.

"Sehari bisa 100 orang yang swab petugas kami sampai kewalahan ngaturnya. Karena di sini kalau swab dari 100 orang, 80 positif," keluhnya.

Pekerja lainnya, Mugiya, juga mengeluh terjebak kemacetan hingga dua jam, padahal dia menggunakan moda transportasi umum TransJakarta. Dia terjebak kemacetan dari lampu merah Matraman hingga ke arah Sentiong imbas penutupan jalan.

"Hampir 2 jam terkena macet. Iya saya dari jam 07.30 WIB di busway Matraman. Saya mau kerja ke daerah Ancol," singkatnya.




(tor/tor)
Berita Terkait
Berita detikcom Lainnya
Berita Terpopuler

Video

Foto

detikNetwork