Dinas Kesehatan (Dinkes) DKI Jakarta melaporkan saat ini ada tiga mutasi virus Corona yang paling banyak ditemukan di Jakarta yakni Alpha, Beta, dan Delta. Dinkes DKI mengatakan ketiganya memiliki tingkat penularan yang variatif.
Kepala Seksi Surveilans dan Imunisasi Dinas Kesehatan DKI Jakarta Ngabila Salama awalnya menjelaskan pihaknya secara rutin melakukan genome sequencing. Tujuannya untuk mendeteksi varian baru Corona.
"Dari PCR sequence lagi melihat mutasi virus. Karena saat ini ada ribuan mutasi virus di dunia, tapi variant of consent (VoC) ada 4. jadi terbukti lebih menular, mematikan dan lebih menurunkan efek vaksin. Di Jakarta atau di Indonesia itu baru ada 3 (yang utama)," kata Ngabila dalam diskusi virtual, Minggu (4/7/2021).
Ngabila mengatakan varian Delta 4 kali lebih menular dibandingkan varian biasa. Selain itu, orang yang terpapar varian baru ini lebih banyak dirawat di rumah sakit.
"Kalau Alpha dua kali menular dibanding varian biasa, kalau Delta 4 kali, dan dia lebih meningkatkan kemungkinan orang dirawat di rumah sakit itu yang Delta, kalau Alpha hanya cuma lebih nyebar aja," jelasnya.
Sedangkan untuk varian Beta disebut sebagai varian virus yang mematikan. Bahkan, salah satu pasien yang terpapar varian Beta di Jakarta harus menjalani perawatan intensif di RS.
"Kalau Beta dari Afrika Selatan ditemukan pertama, ini lebih mematikan. Beberapa kasus di Jakarta dan Bali, makanya di Bali meninggal ya, di Jakarta orang dirawat 1,5 bulan ICU orang ini kemudian selamat," ucapnya.
Data terbaru menunjukkan, 148 varian baru terdeteksi di Jakarta. Di mana, 40 persen anak usia 0-18 tahun terpapar varian virus Delta.
(dhn/dhn)