Islam mengenal amal jariyah yang pahalanya terus mengalir tanpa putus. Orang yang melakukan amalan jariyah semasa hidupnya akan mendapatkan pahala meski telah meninggal.
Amal jariyah disebutkan dalam hadits yang diceritakan Abu Hurairah RA,
إِذَا مَاتَ الْإِنْسَانُ انْقَطَعَ عَمَلُهُ إِلَّا مِنْ ثَلَاثَةٍ مِنْ صَدَقَةٍ جَارِيَةٍ وَعِلْمٍ يُنْتَفَعُ بِهِ وَوَلَدٍ صَالِحٍ يَدْعُو لَهُ
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Artinya: "Jika seseorang meninggal dunia, maka terputuslah amalannya kecuali tiga perkara (yaitu): sedekah jariyah, ilmu yang dimanfaatkan, atau do'a anak yang sholeh." (HR Muslim).
Baca juga: 10 Jenis Sedekah yang Paling Utama |
Ahmad Syarifuddin dalam bukunya Mendidik Anak: Membaca, Menulis, dan Mencintai Al Quran menjelaskan, amalan dengan pahala yan terus mengalir tidak terbatas pada tiga perkara tersebut. Ada amalan lain yang turut terikat karena sifatnya yang situasional, berikut haditsnya,
إِنَّ مِمَّا يَلْحَقُ الْمُؤْمِنَ مِنْ عَمَلِهِ وَحَسَنَاتِهِ بَعْدَ مَوْتِهِ عِلْمًا عَلَّمَهُ وَنَشَرَهُ وَوَلَدًا صَالِحًا تَرَكَهُ وَمُصْحَفًا وَرَّثَهُ أَوْ مَسْجِدًا بَنَاهُ أَوْ بَيْتًا لاِبْنِ السَّبِيلِ بَنَاهُ أَوْ نَهْرًا أَجْرَاهُ أَوْ صَدَقَةً أَخْرَجَهَا مِنْ مَالِهِ فِي صِحَّتِهِ وَحَيَاتِهِ يَلْحَقُهُ مِنْ بَعْدِ مَوْتِهِ
"Sesungguhnya amal dan kebajikan yang dapat menyusul orang mukmin setelah dia meninggal dunia di antaranya yaitu: ilmu yang disebarkan, anak sholeh yang dia tinggalkan, mushaf Al Quran yang dia wariskan, masjid yang dibangunnya, rumah tinggal pagi perantau yang dia bangun, sungai yang dia alirkan (irigasi), dan sedekah harta yang dikeluarkannya saat sehat dan hidup. Seluruh amal dan kebajikan ini akan menyusul orang mukmin sepeninggalannya dari dunia." (HR Ibnu Majah).
Dalam riwayat lain juga disebutkan, setidaknya ada 7 amal yang termasuk amal jariyah. Berikut haditsnya,
سَبْعٌ يَجْرِيْ لِلْعَبْدِ أَجْرُهُنَّ مِنْ بَعْدِ مَوْتِهِ وَهُوَ فِي قَبْرِهِ : مَنْ عَلَّمَ عِلْمًا ، أَوْ أَجْرَى نَهْرًا ، أَوْ حَفَرَ بِئْرًا ، أَوَ غَرَسَ نَخْلًا ، أَوْ بَنَى مَسْجِدًا ، أَوْ وَرَثَ مُصْحَفًا ، أَوْ تَرَكَ وَلَدًا يَسْتَغْفِرُ لَهُ بَعْدَ مَوْتِهِ
Artinya: "Ada tujuh amalan yang pahalanya tetap mengalir untuk seorang hamba setelah dia meninggal, padahal dia berada di dalam kuburnya: (1) orang yang mengajarkan ilmu agama, (2) orang yang mengalirkan sungai (yang mati) (3) orang yang membuat sumur, (4) orang yang menanam kurma, (5) orang yang membangun masjid, (6) orang yang memberi mushaf Al-Qur'an, dan (7) orang yang meninggalkan seorang anak yang senantiasa memohonkan ampun untuknya setelah dia wafat." (HR Baihaqi).
Atas dasar hadits tersebut, as-Suyuthi menyebut setidaknya ada 10 amal yang termasuk kategori amal jariyah. 10 amal tersebut antara lain sebagai berikut:
1. Ilmu-ilmu yang disebarkan.
2. Doa anak muslim.
3. Menanam pohon.
4. Sedekah jariyah.
5. Mewariskan mushaf.
6. Mengawal tapal batas pertahanan (jihad).
7. Menggali sumur atau membuat irigasi.
8. Membangun rumah inap untuk perantau.
9. Membangun tempat dzikir.
10. Mengajarkan (mendidik) Al Quranul Karim.
Amalan-amalan di atas adalah amalan yang mendatangkan manfaat bagi orang lain, baik semasa hidup maupun sudah meninggal dunia. Dalam sebuah hadits, Rasulullah SAW bersabda:
خَيْرُ الناسِ أَنفَعُهُم لِلنَّاسِ
Artinya: "Sebaik-baik manusia adalah yang paling bermanfaat bagi orang lain." (HR Ath-Thabrani).
Sahabat hikmah, itulah beberapa contoh amal jariyah. Kelak amalan tersebut akan mendatangkan pahala yang terus mengalir tanpa putus.
(row/row)