Petinju perempuan nasional Huswatun Hasanah (23) pada dasarnya suka dengan olahraga bela diri. Sebelum bertinju, Huswatun Hasanah sempat menekuni bela diri taekwondo.
Pelatih taekwondo Huswatun lah yang mengenalkannya dengan pelatih tinju Indah Dugi Cahyono. Pelatih tinju ini lalu menjadikan Huswatun anak angkatnya.
"Awalnya saya bisa jadi petinju itu dari pelatih saya dulu, ketika masih taekwondo. Dan pelatih taekwondo saya ini punya pelatih lagi yang lebih senior dari dia. Jadi dia memperkenalkan saya dengan pelatihnya itu dan akhirnya saya diangkat menjadi anaknya. Akhirnya saya ikut latihan bersama dia. Latihan tinju," ujar Huswatun dalam program Sosok di detikcom
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Setelah berlatih tinju Huswatun akhirnya jatuh hati pada olahraga bela diri full contact body ini. Dia menganggap bertinju olahraga yang menantang.
prestasi yang diraih selama Huswatun menjadi petinju ternyata sangat membanggakan. Ia berhasil mendapatkan medali perunggu di Asian Games 2018 dan medali perak di Kejuaraan Asia ASBC beberapa waktu lalu.
"Pertama, saya mendapatkan medali di Asian Games 2018. Medali perunggu. Dan yang kedua, kejuaraan Asia ASBC kemarin di Dubai. Saya wanita pertama juga yang bisa membawa medali perak untuk Indonesia. Dan bisa masuk final," ujarnya.
Usaha tidak mengkhianati hasil. Berkat ketekunannya melakukan olahraga tinju, kini ia sudah mempunyai pekerjaan tetap sebagai anggota TNI. Dan masih ada beberapa berkah lain yang dirasakan Huswatun Hasanah.
"Keuntungan yang saya dapat dari olahraga tinju, pertama saya bisa mendapatkan pekerjaan dengan mudah. Sekarang saya bisa menjadi anggota TNI Kowad. Kedua, saya bisa punya rumah sendiri. Bisa membantu orang tua. Bisa mempunyai nama di Indonesia. Bisa keluar negeri," ujar Huswatun.
(fuf/gah)