Wakil Gubernur (Wagub) DKI Jakarta Ahmad Riza Patria mengungkap alasan truk menjadi pilihan untuk simulasi pengangkutan jenazah pasien COVID-19. Menurutnya, truk adalah angkutan yang paling dimungkinkan dibanding angkutan lainnya.
"Ya pilihannya kan yang paling memungkinkan, tidak mungkin pakai bus," kata Riza kepada wartawan di Balai Kota DKI Jakarta, Jakarta Pusat, Kamis (24/6/2021).
Riza mengatakan pengangkutan jenazah pasien COVID-19 dengan truk masih bersifat simulasi. Saat ini, kata Riza, DKI masih menggunakan ambulans untuk jenazah yang terpapar Corona.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Tapi sekali lagi terkait jenazah sejauh ini selama ini dan insyaallah ke depan tetap menggunakan ambulans dan saya yakin ambulans Jakarta cukup banyak, jadi tidak usah khawatir. Insyaallah, sekalipun meninggal, tetap kita perlakukan secara baik," ucapnya.
Sebelumnya, Kepala Dinas Pertamanan dan Hutan Kota DKI Jakarta Suzi Marsitawati menepis kabar jenazah COVID-19 akan diangkut ke pemakaman menggunakan truk. Dia menegaskan opsi itu masih disimulasikan.
"Nggak, baru simulasi ya. Ini masih kita evaluasi kemungkinannya, sementara ini kita masih menggunakan ambulans," kata Suzi saat dihubungi, Rabu (23/6).
Suzi menerangkan pilihan ini disiapkan demi mengantisipasi kejadian luar biasa pasca-lonjakan kasus COVID-19. Namun dia menjamin saat ini layanan pengiriman jenazah masih terakomodasi dengan ambulans.
"Kita melakukan beberapa proses, harus kita evaluasi bagaimana caranya nanti mengantisipasi kejadian luar biasa. Nah, ini baru simulasi, belum ada kita ke arah sana," ujarnya.
Suzi menerangkan pilihan ini disiapkan demi mengantisipasi kejadian luar biasa pasca-lonjakan kasus COVID-19. Namun dia menjamin saat ini layanan pengiriman jenazah masih terakomodasi dengan ambulans.
"Kita melakukan beberapa proses, harus kita evaluasi bagaimana caranya nanti mengantisipasi kejadian luar biasa. Nah, ini baru simulasi, belum ada kita ke arah sana," ujarnya.
Suzi buka suara soal foto viral jenazah COVID-19 diangkut dengan truk. Dia menjelaskan foto tersebut diambil sewaktu Dinas Pertamanan DKI Jakarta melakukan simulasi.
"Itu bukan konsumsi publik, itu baru simulasi, kalau itu dikonsumsi publik ya saya tidak tahu, itu masih simulasi yang kita lakukan," jelasnya.