Virus SARS-Cov-2 penyebab COVID-19 telah mengalami mutasi dan menimbulkan berbagai varian baru. Ketua Tim Riset Uji Klinis Vaksin COVID-19 Universitas Padjadjaran, Kusnandi Rusmil juga mengatakan dampak COVID-19 sangat hebat.
"Apabila kita terinfeksi virus ini, fatal akibatnya sehingga kita harus benar-benar menghindarinya. Selain kita harus disiplin menegakkan protokol 5M, maka untuk melengkapinya kita harus divaksinasi," ujarnya, dikutip dari laman covid19.go.id, Kamis (24/6/2021).
Vaksin COVID-19, menurut Kusnandi, dinilai sudah efektif dalam memberikan tingkat perlindungan yang diperlukan. Kalau pun terinfeksi, kata dia, akan mengurangi gejala kesakitan dan risiko. Ia berpesan agar masyarakat jangan takut divaksinasi tapi harus takut dengan virusnya.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Kita harus memberi pemahaman kepada masyarakat betapa jahatnya COVID-19 ini. Saya yakin dengan fakta-fakta yang sekarang ini kita tampilkan, banyaknya kesakitan dan kematian akibat COVID-19, masyarakat harus mulai sadar pentingnya protokol kesehatan dan vaksinasi," kata Kusnandi.
Dewan Pakar Ikatan Ahli Kesehatan Masyarakat Indonesia, Hermawan Saputra, menyebutkan kondisi saat ini menjadi alarm bagi individu dan lingkungan sekitar supaya kita memperkuat protokol kesehatan di perkantoran, pemukiman, pusat perbelanjaan, sampai kampung di pelosok.
"Pemerintah harus mampu memberdayakan sumber daya hingga ke desa-desa untuk mempengaruhi perubahan perilaku masyarakat," pesannya.
Lebih lanjut, Hermawan mengimbau agar masyarakat mengaktifkan gotong-royong di lingkup komunitas dan membuat ruang isolasi mandiri di tingkat komunitas.
"Ini upaya yang bisa meringankan beban rumah sakit kita yang saat ini mulai penuh terutama di pulau jawa," ujarnya.
Melihat kondisi yang dihadapi Indonesia saat ini, Hermawan berpendapat cara terbaik memutus mata rantai penularan COVID-19 adalah dengan mencegahnya.
"Cara terbaik untuk mencegah penularannya adalah menghindari kerumunan," tegasnya
Simak video 'Jokowi: Jika Ada Kesempatan Vaksinasi, Ambil dan Jangan Menolak!':