.webp)
Ketua DPD Golkar Jawa Timur M. Sarmuji melakukan kunjungan ke Pangdam Brawijaya Mayjen TNI Suharyanto. Ia mengatakan kunjungan ini dilakukan dalam rangka saling menguatkan dan membangun sinergitas antar komponen di Jawa Timur.
Dalam kesempatan tersebut, Sarmuji memuji dan mengungkapkan rasa salutenya kepada TNI yang bersedia langsung membantu pemerintah menangani COVID-19.
Ia mengatakan TNI dan Polri tak jarang mengadakan sidak kepada masyarakat yang tidak mematuhi protokol kesehatan di tempat umum.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"TNI bersama Polri dan Tenaga Kesehatan adalah mereka yang saat ini ada di garis depan penanganan COVID-19. Peran TNI sangat penting untuk menciptakan kondisi masyarakat yang sadar akan bahaya COVID-19," ungkap Sarmuji dalam keterangan tertulis, Selasa (22/6/2021).
Menurutnya, selama ini masyarakat memiliki kepercayaan yang sangat tinggi terhadap TNI. Oleh karena itu, Sarmuji mengimbau kepada pemerintah untuk memanfaatkan kepercayaan tersebut dengan terus mengedukasi masyarakat akan pentingnya protokol kesehatan.
"Kewibawaan dan kepercayaan masyarakat kepada TNI merupakan modal penting untuk membangun kesadaran masyarakat. Pemerintah bisa memanfaatkan kepercayaan ini untuk terus menerus mengedukasi masyarakat akan pentingnya mematuhi protokol kesehatan," imbaunya.
Secara khusus, Ketua Ikatan Alumni Universitas Jember ini juga menyampaikan pujiannya atas sikap Pangdam Brawijaya yang dinilai ramah dan komunikatif.
"Pangdam Brawijaya orangnya sangat humble, sikap dan tindakan beliau sangat memudahkan komunikasi antar elemen di Jawa Timur," ujarnya.
Selain itu, Sarmuji juga mengimbau masyarakat untuk mengimbangi kerja keras yang dilakukan oleh TNI, Polri, dan tenaga kesehatan selama pandemi ini. Caranya, dengan terus melaksanakan protokol kesehatan dalam segala aktivitas, terutama di luar ruangan.
"Masyarakat harus mematuhi protokol kesehatan. Kasihan tenaga kesehatan, TNI, dan Polri yang sudah bekerja keras di garis depan mengatasi pandemi ini. Tanpa kesadaran masyarakat apa yang telah diupayakan pemerintah sulit untuk berhasil," pungkasnya.
(prf/ega)
