Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) Sri Sultan Hamengku Buwono (HB) X memastikan tidak akan menetapkan kebijakan Jogja lockdown. Keputusan ini ditempuh usai sebelumnya Sultan mengancam akan menerapkan lockdown jika PPKM tak efektif.
Diketahui kasus harian COVID di Jogja per 21 Juni 2021 bertambah 662 dan menjadikannya total 53.303 kasus. Sedangkan kesembuhan harian sebanyak 218 sehingga total sembuh menjadi 45.853.
Adapun kasus meninggal harian bertambah 12 sehingga total kasus meninggal menjadi 1.379.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Ada sejumlah alasan yang melatarbelakangi kebijakan agar Jogja tak di-lockdown, berikut ulasannya:
Baca juga: Saat Sultan Yogya Ingatkan Corona Itu Riil! |
Kalaupun Jogja Lockdown Tak Akan Efektif Jika...
Sultan mengatakan kebijakan lockdown di DIY tak akan efektif jika hanya masyarakat yang diminta di rumah. Terlebih jika tak ada aturan warga dari daerah lain memasuki DIY.
"Nek di-lockdown, kabeh tunggu ning ngomah (kalau di-lockdown, semua berada di dalam rumah). Nggak boleh keluar. Gitu loh. Tapi kalau Yogya di-lockdown, ya kan, rakyat Yogya ora oleh (tidak boleh) keluar rumah, ning saka (tapi dari) Jakarta, saka (dari) Jawa Timur mlebu (masuk) Yogya terus arep ngapa (masuk Yogya terus mau apa)?" kata Sultan usai memimpin rapat COVID-19 bersama Bupati dan Wali Kota se-DIY, di Kompleks Kepatihan, Kemantren Danurejan, Yogyakarta, Senin (21/6/2021).
Sultan Berat Jika Jogja Lockdown
Pemerintah DIY juga mengaku berat jika akan memberlakukan lockdown. Ada berbagai konsekuensi ekonomi yang tidak sulit diambil jika aturan tersebut berlaku.
"Nggak ada kalimat lockdown. Saya nggak kuat untuk ngragati (membiayai) rakyat sak Yogya. Keputusannya tetap PPKM, di mana konsekuensinya jangan pernah mengatakan lockdown, totally close, yang buka hanya apotek, toko obat, dan supermarket. Pemerintah ganti duit. Kita nggak kuat," jelasnya.
Sultan memutuskan kebijakan tersebut sesuai arahan pemerintah pusat. Pemerintah pusat memilih menjaga keseimbangan ekonomi dan menjaga penularan COVID-19.
Jogja Tak Lockdown: Peran Satgas Dimaksimalkan
Peran Satgas di tiap RT dan kelurahan menjadi salah satu upaya untuk membatasi mobilitas penduduk. Sultan akan bekerja sama dengan berbagai pihak guna menekan angka penularan COVID-19.
"Untuk masalah yang berkaitan dengan kebijakan membatasi pergerakan, mobilitas masyarakat. Membatasi di antara mereka di setiap kelurahan. Satgas yang belum terbentuk mohon untuk diselesaikan. Karena bagaimana, satgas ini penting untuk diambil kebijakan," pesan Sultan.
(izt/imk)