Kasus Corona Terus Melonjak, Epidemiolog Ingatkan Momen Idul Adha

Kasus Corona Terus Melonjak, Epidemiolog Ingatkan Momen Idul Adha

Annisa Rizky Fadhila - detikNews
Minggu, 20 Jun 2021 18:34 WIB
Dicky Budiman (Dok istimewa/foto diberikan oleh narsum bernama Dicky Bu
Foto: Dicky Budiman (Dok istimewa/foto diberikan oleh narsum bernama Dicky Budiman)
Jakarta -

Kasus Corona (COVID-19) di Indonesia terus melonjak. Epidemiolog memperingatkan soal lonjakan kasus Corona menjelang momen Idul Adha.

"Saat ini kita menuju puncak. Gelombang pertama kemungkinan akan terjadi pada akhir Juni, bahkan bisa sampai awal pertenghan Juli," ujar epidemiolog dari Griffith University Australia Dicky Budiman saat detikcom hubungi, Minggu (20/6/2021).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Dia menjelaskan bahwa masa kritis bisa terjadi saat Idul Adha. Dia meminta agar pembatasan dilakukan.

ADVERTISEMENT

"Sehingga situasi pada saat nanti Idul Adha ya situasi dimana lagi masa kritis-kritisnya, sehingga harus dibatasi dan dicegah dari sekarang. Ya salat Idul Adha ya nggak bisa dilaksanakan di lapangan," tuturnya.

Dia menyebut puncak gelombang pertama bisa saja terjadi dalam waktu berdekatan. Hal ini sejalan dengan adanya dua varian baru virus COVID-19, yakni alfa dan delta.

"Saat ini kan varian alfa memuncak, sedangkan varian delta baru muncul. Istilahnya baru menyebar dan jauh lebih serius, sehingga perlu waspada," kata dia.

Masyarakat juga didorong untuk memperketat protokol kesehatan. Terlebih, saat ini kapasitas rumah sakit rujukan COVID-19 sudah penuh.

"Kita menuju puncak dari gelombang pertama ini. Puncaknya akan tinggi sekali. Mudah-mudahan bisa kita minimalisir potensi korbannya. Ini tentu memerlukan 3T, 5M, termasuk kesiapan pembatasan yang harus dilakukan daerah," ungkap Dicky.

Lockdown Wilayah

Dia pun mendorong pemerintah melakukan lockdown ataupun pembatasan pembatasan wilayah. Hal ini menurutnya perlu dilakukan untuk meredam penularan.

"Tujuannya untuk meredam, sekaligus bertujuan untuk mengurangi wabah," ungkapnya.

Lihat juga Video: 11 Warga Terpapar Corona Pulang Wisata, 1 Wafat

[Gambas:Video 20detik]



Dicky pun menilai saat ini pulau Jawa tengah memasuki kondisi darurat. Jika dibiarkan, lanjutnya, Indonesia akan menyamai India, sehingga akan sulit dalam mengendalikan kasus aktif COVID-19. Maka dari itu dia mendorong adanya lockdown.

"Perlu lockdown. Tapi, perlu koordinasi, karena kan kapasitas daerah berbeda-beda. Terus potensi klaster keluarga sekarang 80%. Makanya perlu pencegahan sejak dini juta," kata dia.

Selain itu, Dicky meminta vaksinasi harus dilakukan dengan manajemen yang efektif dan informatif. Tujuannya agar publik tidak kekurangan informasi.

"Ya perlu disebutkan di mana, kapan waktu vaksinnya. Saya pribadi juga keluarga saya susah mendapat akses vaksin. Karena apa? Informasinya tidak jelas," kata Dicky.

Menurutnya, ini menjadi PR sekaligus catatan bagi seluruh pihak. Dia berharap informasi mengenai vaksin dapat ditingkatkan agar program vaksinasi berjalan lancar.

"Vaksinasi memang harus dilakukan dengan cepat. Benar-benar harus cepat. Karena kita sudah menghadapi masa kritis. Tapi, sistemnya perlu diperbaiki," imbuhnya.

Halaman 2 dari 2
(rdp/dhn)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya



Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.
Hide Ads