Beda BKN Dulu dan Kini soal 'Pilih Al-Qur'an atau Pancasila' di TWK KPK

Beda BKN Dulu dan Kini soal 'Pilih Al-Qur'an atau Pancasila' di TWK KPK

Rakhmad Hidayatulloh Permana - detikNews
Minggu, 20 Jun 2021 10:17 WIB
Kepala Badan Kepegawaian Negara, Bima Haria Wibisana
Kepala Badan Kepegawaian Negara (BKN) Bima Haria Wibisana (Ari Saputra/detikcom)
Jakarta -

Kepala Badan Kepegawaian Negara (BKN) Bima Haria Wibisana akhirnya menjelaskan maksud pertanyaan tes wawasan kebangsaan (TWK) pegawai KPK soal Pancasila atau Al-Qur'an. Padahal sebelumnya ia mengatakan pihaknya tidak berwenang untuk mendiskusikan materi TWK secara terbuka.

Pertanyaan soal memilih Al-Qur'an atau Pancasila ini merupakan salah satu materi dalam TWK. Pertanyaan ini ramai dibahas setelah mantan juru bicara KPK Febri Diansyah menyorotinya.

"Pilih yang mana, Al-Qur'an atau Pancasila mengingatkan saya pada pertanyaan tes wawasan kebangsaan KPK," tulis Febri melalui akun Twitternya, @febridiansyah, Selasa (1/6/2021).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Lalu Febri menceritakan bahwa salah satu pegawai itu memilih Al-Qur'an dan Pancasila dalam konteks yang berbeda.

"Pegawai jawab, dalam konteks beragama saya memilih Al-Qur'an. Dalam konteks bernegara, saya memilih Pancasila. Pewawancara mendesak beberapa kali, harus pilih salah satu, dan seterusnya," kata Febri.

ADVERTISEMENT

"Sampai hari ini, tidak ada penjelasan yang klir dari penyelenggara tes tentang pertanyaan-pertanyaan kontroversial tersebut. Wawasan kebangsaan apa yang dikehendaki? Sungguh menyedihkan," ujarnya.

BKN Tak Berwenang Bahas Materi TWK

Bima Haria Wibisana sempat mengklaim pihaknya tidak mempunyai kewenangan mendiskusikan materi TWK secara terbuka karena dinilai bisa melanggar kode etik asesor.

"Saya tidak berwenang mendiskusikan materi TWK secara terbuka karena menyangkut kode etik asesor dan materinya merupakan yg dikecualikan oleh UU KIP (Keterbukaan Informasi Publik). Silakan saja media mempersepsikan seperti itu," ujar Bima kepada detikcom, Selasa (1/6/2021).

Bima mengatakan pihaknya mempunyai dokumen lengkap dalam TWK para pegawai. Dokumen itu di antaranya tes tertulis, profiling, dan rekaman video atau audio saat wawancara pegawai KPK.

"Kami memiliki dokumen lengkap tes tertulis, profiling, dan rekaman video atau audio wawancara setiap pegawai KPK yang ikut tes," ungkap Bima.

Bima kembali menegaskan bahwa materi TWK itu tidak bisa dibuka kepada publik. Materi TWK itu hanya bisa dibuka dalam forum resmi ataupun pengadilan.

"Hanya dapat dibuka di forum resmi dan atau pengadilan. Tidak di media," jelasnya.

Lihat juga Video: Komnas HAM Periksa Eks Pimpinan KPK Soal Polemik TWK

[Gambas:Video 20detik]



BKN Jelaskan Maksud Pertanyaan 'Al-Qur'an atau Pancasila'

Akhirnya Bima pun menjelaskan maksud pertanyaan tersebut. Dia menyebut adanya pertanyaan itu masuk materi TWK lantaran hasil indeks moderasi bernegara (IMB-68) dan profiling jeblok.

"Ini sebetulnya pertanyaan berat. Kalau ada seseorang yang ditanya asesor pilih Al-Qur'an atau Pancasila maka dia termasuk kategori berat," kata dia di Jakarta, Sabtu (19/6/2021), seperti dilansir Antara, Minggu (20/6).

Bima menyebut pertanyaan itu digunakan asesor karena paling sering digunakan oleh teroris untuk merekrut calon-calon teroris.

Oleh sebab itu, para asesor akan melihat respons dari peserta tes wawasan kebangsaan (TWK) yang ditanyakan perihal memilih Pancasila atau Al-Qur'an.

Bima mengatakan bahwa jika seseorang memiliki pemahaman agama atau Pancasila yang terbatas maka dengan cepat akan menjawab agama. Namun, jika peserta tersebut memiliki pemahaman agama yang lebih baik, ia akan bingung lantaran dalam agama ada unsur Pancasila dan Pancasila juga tidak bertentangan dengan agama.

"Jadi kebingungan inilah yang ditangkap oleh asesor sehingga mengetahui seseorang berada di level mana," ujar Bima.

Bima menegaskan makna dari pertanyaan memilih Pancasila atau Al-Qur'an dalam TWK sejatinya bukan perkara Pancasila atau agama. Pertanyaan itu, kata Biman, melainkan lebih kepada melihat respons dari peserta.

"Perlu diketahui sebenarnya yang ingin dilihat asesor adalah respons dari pertanyaan, bukan jawabannya," kata dia.

Alasan BKN Jelaskan Materi TWK

Bima sempat mengaku tak berwenang mendiskusikan materi TWK. Namun, pada akhirnya Bima menjelaskan maksud pertanyaan Pancasila atau Al-Qur'an di TWK. Dia mengklaim tidak sedang membedah pertanyaan tersebut, tetapi hanya menjelaskannya.

"Itu tidak dibedah. Pertanyaan susulannya masih banyak sekali. Hanya menjelaskan maksud pertanyaan yang sudah jadi viral di publik supaya menjadi jelas bahwa yang dinilai adalah respons dan keyakinannya terhadap pertanyaan tersebut," tutur Bima saat dihubungi, Minggu (20/6).

Halaman 2 dari 2
(rdp/dhn)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya



Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.
Hide Ads