Sebanyak 21 anak buah kapal (ABK) asal Indonesia dilaporkan 4 bulan terkatung-katung di kapal motor tanker Ocean Star di laut Timor Leste. Seorang istri ABK asal Makassar, Nurliah (30), mengungkap suaminya harus makan mi dan menadah air hujan untuk bertahan hidup.
"Terakhir itu katanya mengumpulkan air hujan sama makan mi untuk dia konsumsi," ujar Nurliah kepada wartawan di Makassar, Jumat (18/6/2021).
Suami Nurliah, Amir Hamzah (39), diketahui awalnya bertolak dari Makassar ke Pulau Batam sejak Januari 2021. Masuk Februari, Amir dan rekan-rekan ABK lainnya bertolak ke Timor Leste. Selanjutnya kabar tidak mengenakkan diterima Nurliah.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Sejak akhir Mei 2021 dia mengabarkan dia merasa tidak diperhatikan lagi perusahaan," ungkap Nurliah.
Nurliah mengatakan suaminya sudah tak menerima gaji sejak Maret 2021 alias sudah selama 4 bulan. Suami Nurliah kemudian melaporkan hal tersebut ke istrinya.
"Gajinya selama 4 bulan tidak terbayarkan. Awalnya saya tidak percaya, tapi setelah muncul di media akhirnya saya percaya bahwa beliau tidak terima upah selama 4 bulan," katanya.
Tidak hanya gaji yang tak dibayarkan, Amir Hamzah dan para ABK lainnya juga disebut tak lagi menerima suplai makanan dan bahan bakar minyak (BBM) dari pihak perusahaan.
"Ya kondisi terakhir katanya mereka hanya mengonsumsi mi, itu pun bantuan dari pihak KBRI, bukan perusahaan. Kemudian pasokan BBM sudah tidak disuplai lagi," ungkap Nurliah.
Simak selengkapnya di halaman selanjutnya.
Nurliah mengatakan suaminya kini hanya bisa bertahan di atas kapal. Sebab, kapal sang suami tak diperkenankan merapat ke daratan dan juga tak bisa serta-merta meninggalkan Timor Leste tanpa kelengkapan dokumen.
"Jadi bagaimana juga mau kembali, BBM saja tidak ada. Otomatis tidak bisa ke mana-mana, hanya bisa di atas kapal bersama para ABK yang lain," katanya.
Terakhir, Nurliah berharap pemerintah bisa segera mengevakuasi suaminya dan para ABK lain. Dia juga meminta gaji dan hak-hak lainnya dari para ABK bisa diberikan.
"Gaji selama 4 bulan itu adalah hak-hak suami saya dan ABK yang lain," pungkas Nurliah.
Seperti diketahui, peristiwa ABK terkatung-katung tersebut viral setelah ada ABK yang mengunggah video permintaan tolong lewat media sosial. Kondisi kapal dan ABK disebut sangat memprihatinkan.
Berdasarkan keterangan ABK dalam video itu, kapal telah tiba di Dili pada 3 April 2021 untuk kegiatan operasional minyak dan gas di Timor Leste. Kapal yang disewa dua perusahaan itu kemudian mengalami mati mesin dan mati listrik.
"Hanya genset penerangan yang dapat dinyalakan karena status bahan bakar minyak sudah nol persen. Hal ini berdampak pada pompa yang tidak dapat berfungsi untuk menanggulangi kebocoran yang terjadi di salah satu ruangan," jelasnya.
Baca juga: Kisah 'Mentari Terbit di Utara' di Jeneponto |
Permintaan bantuan itu diunggah ke media sosial karena kondisi kapal hampir tenggelam. Dua perusahaan terkait penugasan kapal itu disebut tidak memberi respons.