Warga di Kecamatan Bengalon, Kutai Timur, Kalimantan Timur (Kaltim), dibuat geger oleh aksi seorang suami bernama Abdul Khoir (30), yang tega membunuh secara sadis istri dan anaknya yang masih balita. Warga tidak menduga Abdul Khoir tega melakukan aksinya karena ia dikenal warga sebagai sosok yang pendiam.
Siti, tetangga terdekat Abdul Khoir, mengatakan terakhir kali bertemu dengan Abdul Khoir dan almarhumah istrinya, MD (30), menjelang hari raya Idul Fitri lalu. Saat itu Abdul Khoir bersama keluarganya pamit hendak merayakan Lebaran di kampung halaman MD.
"Suami-istri ini datang bersilaturahmi jelang hari raya lalu, mereka mengaku akan merayakan hari raya di rumah ibu korban (MD) di Hambur Batu (Kaltim). Mereka meminta maaf dan sekalian titip rumah mereka untuk dilihatin," kata Siti saat ditemui detikcom di rumahnya di Kecamatan Bengalon, Kutai Timur, Kaltim, Selasa (15/6/2021) lalu.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Rumah Siti dengan rumah keluarga Abdul Khoir hanya berjarak sekitar 100 meter. Rumah yang ditinggalkan Abdul Khoir menjelang Idul Fitri lalu juga kerap ditengok oleh Siti.
"Karena dititipin, kami sempat juga ke sini nengok-nengok. Ayamnya kan ada, jadi kami kasih bekas nasi kalau ada," ujarnya.
Siti melanjutkan, Abdul Khoir dan keluarga cukup lama berada di kampung halaman istrinya di Hambur Batu. Abdul Khoir lalu pulang lebih dulu ke rumahnya di Kecamatan Bengalon, sementara istrinya tetap di kampungnya.
Pada Sabtu (12/6) lalu, Siti lalu mendapat kabar bahwa istri Abdul Khoir, MD, telah pulang ke rumah bersama anaknya yang masih balita.
"Karena baru tiba jadi kami tidak sempat melihat apalagi ngobrol karena hari Minggu (13/6) itu mereka ada di rumah namun tidak keluar rumah," kata Siti.
Menjelang peristiwa pembunuhan sadis, tepatnya pada Minggu (13/6) sore Siti sempat melihat Abdul Khoir berada di luar rumah. Tidak ada masalah yang diperlihatkan keluarga itu.
"Sore-sore (Minggu 13/6) suaminya aja ada di luar rumah, sementara istrinya bersama anaknya ada di dalam rumah. Kami tidak tahu kalau saat itu sudah ada masalah di antara mereka," kata Siti.
Seketika saat memasuki waktu magrib warga dibuat gempar dengan kabar Abdul Khoir telah menebas istri dan anaknya yang masih balita dengan parang. Saat itu Siti seolah-olah tidak percaya dengan kabar itu karena Abdul Khoir dan keluarganya dikenal baik oleh warga.
"Mereka aktif ke masjid, setiap hari pasangan ini selalu ke masjid ketika belum punya anak bayi, kalau yang laki setiap hari tetap ke masjid bersama anak mereka yang besar," jelas Siti.
Menurut Siti, satu anak laki-laki Abdul Khoir selamat dari maut sebab masih berada di kampung halaman almarhumah MD.
Setelah menghabisi nyawa istri dan anaknya, Abdul Khoir lalu pergi menyerang warga yang tengah salat Magrib di masjid. Simak selengkapnya di halaman selanjutnya.
Simak juga 'Ayah di Kudus Bunuh Anak Gadisnya Gegara Menolak Digauli':
Setelah membunuh istri dan anaknya, Abdul Khoir lalu pergi ke masjid dekat rumahnya dan hendak menyerang imam masjid, Abu Bakar.
Melihat Abdul Khoir yang datang membawa parang dan dalam kondisi bugil, Abu Bakar kaget dan seperti tidak percaya. Sebab, dia juga mengenal baik Abdul Khoir selama ini.
"Tidak ada masalah antara kami, bahkan Dia kerap mengikuti pengajian-pengajian yang dilakukan di masjid ini selama ini, namun itu berubah setelah dia baru pulang dari perjalanan jauh," kata Abu Bakar.
"Dia kan baru pulang dari perjalanan jauh, malam itu dia datang telanjang ke masjid kemudian berteriak memanggil saya, 'Abu Bakar', katanya, ketika sudah dekat dia langsung mengarahkan parang ke tubuh saya," jelas Abu Bakar.
Abu Bakar berhasil menghindari serangan parang Abdul Khoir. Saat itu dia tengah memimpin doa di masjid langsung menangkis serangan dengan meja kecil untuk membaca Al-Qur'an.
"Dengan meja ini, saya tangkis sabetan parang yang diarahkan pelaku ke bagian kepala saya, kemudian saya tangkap tangannya, selanjutnya warga lain yang ada di masjid kemudian mengamankannya. Parang yang dibawanya sempat melukai pundak sebelah kiri, jari tangannya dan beberapa bagian tubuhnya namun tidak parah," ungkap Abu Bakar.
Abu Bakar mengaku tidak dendam akibat perbuatan pelaku. Dia yakin ada yang salah dalam pergaulan pelaku beberapa hari belakangan ini. Dia juga mengaku tidak ingin ikut menuduh pelaku belajar ilmu hitam seperti yang diberitakan selama ini.
"Yang saya tahu dia pergi keluar daerah karena ada keluarganya yang meninggal dunia, bukan belajar ilmu hitam," kata Abu Bakar.
Sementara itu, berdasarkan pantauan detikcom di rumah korban, tampak rumah kayu berukuran 4x7 meter ini terlihat baru saja dibersihkan oleh warga dan petugas kepolisian.
Jenazah korban MD dan anaknya yang balita MK telah dimakamkan di pemakaman keluarga di Desa Hambur Batu, Kecamatan Bengalon, Kutai Timur.