Lara Pasutri Lansia Tinggal di Kandang Ayam Bertahun-tahun Lamanya

Round-Up

Lara Pasutri Lansia Tinggal di Kandang Ayam Bertahun-tahun Lamanya

Tim detikcom - detikNews
Rabu, 16 Jun 2021 06:07 WIB
Kandang ayam tempat pasutri lansia tinggal 7 tahun di Sumsel
Kondisi kandang ayam tempat pasutri lansia tinggal 7 tahun (Foto: M Syahbana-detikcom)
Ogan Ilir -

Kisah keterbatasan Sulaiman (65) dan Nurhayati (60) menjadi sorotan di media sosial (medsos). Warganet menyoroti pasangan suami istri lanjut usia (pasutri lansia) itu karena tinggal di kandang ayam.

Bukan hitungan hari atau bulan. Keduanya sudah bertahun-tahun tinggal di tempat yang benar-benar tidak layak.

Sulaiman dan Nurhayati selama 7 tahun tinggal di gubuk reot. Gubuk itu hanya berdimensi 1x2 meter yang berdinding kayu dan atapnya terbuat dari rangkaian daun nipah.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Gubuk tersebut dibuat seperti rumah panggung dengan tinggi sekitar 1,5 meter dari atas tanah. Sejumlah spanduk bekas dipakai untuk menutupi gubuk tersebut dan beberapa kayu dipakai sebagai penyangga dinding dan atap.

Keduanya tinggal di rumah tak layak huni yang beralamat di Desa Teluk Kecapi, Kecamatan Pemulutan, Kabupaten Ogan Ilir, Sumatera Selatan (Sumsel).

ADVERTISEMENT

"Kami menikah sudah tujuh tahun. Sejak itulah kami tinggal disini. Pondok ini luasnya sekitar 12 meter," kata Sulaiman ketika ditemui wartawan di kediamannya, Senin (14/6/2021).

Aroma bau yang tidak sedap tercium dari dalam gubuknya. Bau tersebut itu berasal dari beberapa karung yang isi di dalamnya berisi ayam.

Kandang ayam tempat pasutri lansia tinggal 7 tahun di SumselGubuk itu dibangun dengan meminjam lahan warga (Foto: M Syahbana-detikcom)

"Kami tinggal sama ayam. Karena tidak ada lagi tempat jadi terpaksa. Kami tidur, makan dan masak di sini," tutur Sulaiman.

Gubuk itu pun dibangun di atas tanah yang dipinjamkan warga itu. Ketika hujan, keduanya harus rela basah kuyup diterpa air karena atap rumah yang hanya terbuat dari daun nipah.

Meski lara, kondisi itu dijalani Sulaiman dan Nurhayati bersama.

Simak kisah lengkapnya di halaman selanjutnya.

Saksikan juga 'Kisah Pilu Nenek Sebatang Kara di Ciamis Tinggal di Gubuk Reyot':

[Gambas:Video 20detik]



"Kami tak ada pilihan lain. Jujur saya tak mampu membangun rumah. Ini saja kami numpang di atas tanah milik warga untuk mendirikan rumah sekaligus kandang ayam ini," ujarnya.

Sehari-hari, Sulaiman dan istrinya bekerja dengan menawarkan jasa merawat kebun dan sawah milik orang lain dengan upah yang hanya cukup makan 2-3 kali sehari.

"Alhamdulillah, kalau ada rezekinya kadang dapat Rp 40 ribu cukup untuk makan, kadang tidak sampai segitu dan tidak bisa makan. Kami sudah biasa," jelas Sulaiman.

Pemkab Ogan Ilir Janji Bikinkan Rumah

Pemerintah Kabupaten Ogan Ilir (OI) berjanji membangunkan rumah layak untuk Sulaiman dan Nurhayati. Bupati OI disebut sudah meninjau dan memberi sejumlah bantuan kepada pasutri lansia tersebut.

"Sudah kita rencanakan pembangunan rumah secara gotong-royong dan lahan tempat tinggalnya dipindahkan ke tempat lain. Tidak jauh dari lokasi lahan tempat tinggal semula berjarak sekitar 20 meter," kata Kepala Dinas Sosial Ogan Ilir, Bahrus Syarif, saat dihubungi, Selasa (15/6).

Kandang ayam tempat pasutri lansia tinggal 7 tahun di SumselSulaiman dan Nurhayati sudah 7 tahun tinggal bersama di gubuk yang tak layak tersebut (Foto: M Syahbana-detikcom)

Bahrus menyebut pihaknya bakal memberi bantuan berupa uang pembangunan rumah baru. Sementara, lahan yang digunakan adalah milik warga yang bersedia meminjamkan tanahnya.

"Kita hanya membantu biaya untuk membeli papan dan seng. Pembangunannya di tanah milik warga setempat yang dipinjamkan dan akan dibuktikan dengan persetujuan tertulis," katanya.

Sementara itu, Camat Pemulutan, Muhammad Zen, mengatakan pasutri itu tidak memiliki kartu keluarga. Keduanya juga disebut tidak menikah secara resmi melainkan hanya menikah siri sehingga pemerintah setempat kesulitan dalam pendataan yang berujung keduanya tak dapat bantuan.

"Untuk bantuan PKH memang mereka tidak dapat karena tidak memiliki kartu keluarga yang resmi. Namun, kita tetap akan mencari jalan untuk mengajukan agar mereka bisa dapat bantuan dan kita juga berkoordinasi dengan pemerintah desa untuk bergotong-royong membantu pembangunan tempat tinggal mereka uang layak," kata Zen.

Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya



Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.
Hide Ads