Cerita Pasien Isolasi Corona 7,5 Jam Antre Kamar di Wisma Atlet

Cerita Pasien Isolasi Corona 7,5 Jam Antre Kamar di Wisma Atlet

Eva Safitri - detikNews
Selasa, 15 Jun 2021 21:39 WIB
Antrean pasien COVID-19 di Rumah Sakit Darurat COVID-19 Wisma Atlet
Antrean pasien COVID-19 di Rumah Sakit Darurat COVID-19 Wisma Atlet, Senin (14/6/2021) (Dimas Adhitya Dwidaswara)
Jakarta -

Dimas Adhitya Dwidaswara berjuang selama 7,5 jam untuk mendapat kamar di Rumah Sakit Darurat COVID-19 (RSDC) Wisma Atlet, Kemayoran, Jakarta Pusat (Jakpus). Dia mengaku sempat berpindah dari satu tower ke tower lain karena tak kebagian kamar untuk isolasi diri.

"Kemarin (Senin, 14 Juni 2021) saya dibawa ambulans ke Tower 5, sampai di sana ternyata penuh. Lalu geserlah kami ke Tower 6, habis dari situ penuh, geser lagi kami ke Tower 4. Nah saya sampai sana pukul 19.30 WIB, dan ternyata di situ sudah ramai banget manusia," cerita Dimas kepada detikcom, Selasa (15/6/2021).

Dimas kemudian diminta menunggu di Tower 4. Di sana, dia bertemu pasien COVID-19 lainnya yang mengaku sudah menunggu sejak pukul 12.00 WIB, tapi belum juga mendapatkan kamar isolasi.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"(Saya) nunggu-nunggu, ternyata sudah ada yang nunggu dari pukul 12.00 siang. Teman satu kamar saya sudah nunggu dari pukul 16.00 sore," kata Dimas.

Dimas mengatakan dia baru mendapat gelang pasien saat lewat tengah malam. Kurang-lebih 4,5 jam waktu yang dia habiskan untuk mendapat gelang penanda pasien isolasi.

ADVERTISEMENT

"Untuk dapat gelang aja tengah malam itu. Setelah dapat gelang harus cek-cek (kesehatan) dulu kan. Setelah itu pembagian kamar," ucap dia.

Satu jam antre kamar di Tower 4 RSDC Wisma Atlet, Dimas harus menerima kenyataan kamar di tower tersebut penuh pasien. Akhirnya petugas RSDC Wisma Atlet mengarahkan pasien yang masih antre kamar untuk ke Tower 5 dan 6.

"Jalan itu kita ramai-ramai, sudah pada loyo semua kan. Sampai di Tower 6, nunggu lagi, lama lagi. Habis itu nggak bisa masuk juga karena penuh," ujar Dimas.

Untuk pembagian kamar, Dimas menerangkan, petugas mengelompokkan pasien klaster keluarga dengan pasien yang seorang diri. Dimas akhirnya diminta menuju Tower 7.

"Yang sendiri-sendiri seperti saya dipisahin, dimasukin ke Tower 7, makanya saya ke Tower 7. Setelah ditentuin kamarnya, teman kamarnya siapa, geser ke Tower 7. Jalan lagi malam-malam sekitar pukul 02.00 pagi, nunggu registrasi lagi sambil pembagian kamar," jelas Dimas.

Simak cerita Dimas selengkapnya di halaman berikutnya.

Lihat Video: Wisma Atlet Tambah Kapasitas Bed Jadi 7.394, Kini Keterisian Capai 75%

[Gambas:Video 20detik]



Dimas melihat para tenaga kesehatan (nakes) sudah kewalahan. Namun, lanjut Dimas, para nakes masih bekerja profesional dan mendampingi para pasien hingga ke kamar isolasi.

"Kan nakesnya juga harus guide satu-satu untuk masuk ke kamarnya. Saya dapat kamar sekitar pukul 03.00 pagi," tutur Dimas.

Selama sekitar 7,5 jam antre untuk dapat kamar isolasi, Dimas mendengar banyak cerita tentang pasien lainnya yang lebih lama mengantre dibanding dirinya. Dia pun menceritakan bagaimana para pasien akhirnya lemas karena terlalu lama menunggu untuk dapatkan kamar.

"Ada yang nunggu katanya sampai 12 jam. Banyak bapak-bapak, ibu-ibu yang sudah loyo, ke ruang IGD, diinfus. Waktu di pendaftaran Tower 4, ada nenek yang sudah sampai tiduran di meja pendaftaran. Kasihan banget," terang dia.

"Terus waktu di Tower 7 ada satu bapak-bapak belum balik karena dia masih di ruang infus, karena nunggu lebih dari 12 jam. Yang jelas kemarin (situasi RSDC Wisma Atlet, red) paling crowded," jelas Dimas.

Antrean pasien COVID-19 di Rumah Sakit Darurat COVID-19 Wisma AtletAntrean pasien COVID-19 di Rumah Sakit Darurat COVID-19 Wisma Atlet, Senin (14/6/2021) malam. (Dimas Adhitya Dwidaswara/detikcom)

Berdasarkan pengamatan Dimas, penuhnya RSDC Wisma Atlet karena banyaknya pasien klaster keluarga. "Kebanyakan klaster keluarga, jadi berbondong-bondong, bertujuh, berdelapan. Yang kaya saya, sendiri-sendiri ini dikit banget," ungkap Dimas.

Dimas melihat jumlah pasien positif Corona yang datang ke Wisma Atlet kemarin lebih banyak daripada jumlah nakes yang bertugas. "Soalnya beberapa menit saja ambulans datang lagi, datang lagi (membawa pasien, red). Sudah capek parah nakesnya pasti," tutup Dimas.

Dari video berdurasi 18 detik yang dibagikan Dimas kepada detikcom, tampak suasana lobi RSDC Wisma Atlet yang ramai pasien.

Di tiap sudut ruangan terlihat para pasien yang antre kamar sedang duduk melantai maupun berdiri. Mereka tampak membawa koper-koper besar.

Halaman 2 dari 2
(aud/jbr)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya



Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.
Hide Ads