Kabareskrim Polri Komjen Agus Andrianto menyampaikan Polda Sulawesi Utara (Sulut) akan memeriksa ajudan Wakil Bupati (Wabup) Sangihe, Helmud Hontong. Polisi juga akan memeriksa orang-orang yang berinteraksi dengan Helmud saat di Bali hingga akjirnya meninggal dunia.
"Pemeriksaan saksi ajudan almarhum dan komunikasi dengan siapa saja saat di Bali sampai dengan ditemukan meninggal dunia," ujar Komjen Agus saat dihubungi, Senin (14/6/2021).
Agus menegaskan belum ada tanda-tanda Wabup Sangihe tewas karena keracunan. Hanya saja, polisi masih melakukan pemeriksaan terhadap organ-organ tubuh Helmud untuk mengambil kesimpulan lebih lanjut.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Autopsi sudah dilaksanakan, pemeriksaan secara laboratoris organ-orang kan butuh waktu pemeriksaannya. Keterangan keluarga, almarhum memiliki riwayat sakit jantung, darah tinggi. Sementara belum ditemukan tanda-tanda keracunan," tuturnya.
Selain itu, Agus menyampaikan pihaknya mengambil cairan lambung dari almarhum untuk diteliti di laboratorium forensik (labfor). "Pastilah (ambil sampel). Untuk apa di autopsi. Cairan lambung," kata Agus.
Sementara itu Direktur Tindak Pidana Umum (Ditipidum) Bareskrim Polri, Brigjen Andi Rian Djajadi mengaku tak mau membeberkan hasil autopsi karena masih bersifat sementara. Dia memilih menjelaskan hasil autopsi terhadap Helmud jika pemeriksaan sampel organ tubuh rampung dan sudah ditarik kesimpulan.
"Dokter hanya menyampaikan hasil sementara supaya tidak berkembang opini non ahli. Namun kesimpulan dari hasil otopsi menunggu hasil pemeriksaan sampel organ internis dari labfor kurang lebih 2 minggu," imbuh Andi saat dihubungi terpisah.
Sebelumnya, Komnas HAM dan Jaringan Advokasi Tambang (Jatam) mendorong kepolisian menyelidiki kematian Helmud Hontong, yang dinilai janggal. Kapolda Sulawesi Utara (Sulut) Irjen Nana Sudjana mengklaim pihaknya telah membentuk tim untuk mengusut dugaan tersebut.
"Kami sudah menyusun tim khusus penyelidikan terkait kasus ini," ujar Irjen Nana saat dimintai konfirmasi detikcom, Sabtu (12/6).
Sebelumnya ajudan Helmud, Harmen Rivaldi Kontu, menceritakan detik-detik meninggalnya sang atasan di pesawat rute Denpasar-Makassar. Harmen mengatakan, sebelum meninggal, Helmud sempat memberitahukan kepadanya bahwa sudah merasa pusing. Pada saat itu, Helmud meminta ajudannya menggosokkan minyak kayu putih di bagian belakang dan leher.
Simak cerita detik-detik Helmud meninggal dunia di halaman selanjutnya.
"Sekitar 5 menit itu saya lihat Bapak langsung tersandar. Saya panggil dan kore-kore (colek), namun sudah tidak ada respons lagi. Saya langsung panggil pramugari, namun tetap Bapak tidak ada respons. Kemudian keluar darah lewat mulut. Tak lama kemudian darah keluar dari hidung," kata Harmen ketika dimintai konfirmasi detikcom di Pelabuhan Manado, Sulawesi Utara (Sulut), Kamis (9/6).
Harmen mengatakan, setelah keluar darah, ada seorang pramugari yang meminta bantuan. Menurut dia, pramugari tersebut menanyakan apakah ada dokter atau tenaga medis yang ikut dalam penerbangan itu. Kata Harmen, karena ada dokter, Wabup Helmud langsung dibawa ke bagian belakang untuk mendapatkan penanganan medis.
"Pas itu pramugari langsung meminta tolong jika ada dokter atau paramedis yang ikut dalam penerbangan ini. Jadi langsung diarahkan ke bagian belakang pesawat. Saat itu nadi Bapak dipompa supaya ada pernapasan, tapi Bapak memang ndak ada respons. Terus mereka mengecek nadi Bapak, kan mau tahu detak jantung, tapi mulai melambat," jelasnya.
Harmen saat itu duduk di samping Helmud. Tindakan terakhir yang diambil dokter di dalam pesawat adalah memberikan suntikan guna memacu jantungnya. Namun nadinya tak ditemukan. Akhirnya pemberian suntikan dibatalkan.
"Jadi tindakan terakhir dari dokter itu mau suntik adrenalin untuk pacu jantung. Cuma pas cari nadi Bapak, karena mungkin Bapak sudah collapse, sudah tak dapat nadi Bapak. Cari beberapa tempat tidak dapat, jadi mereka batalkan itu suntik. Jadi keterangan dokter di pesawat cuma itu yang bisa dibuat, kemudian alat-alat tidak ada yang memadai sambil menunggu turun di Makassar masih 30 menit lagi untuk landing," ujar dia.
Tak lama setelah landing, Wabup Helmud langsung ditangani pihak dokter dari Bandara Hasanuddin, Makassar. Menurutnya, setelah memeriksa, dokter kemudian menjelaskan Wabup Helmud telah meninggal dunia.