Mantan Gubernur Aceh periode 2012-2017 Zaini Abdullah dinyatakan positif Corona (COVID-19). Zaini dirawat di Ruang Respiratory Intensive Care Unit (RICU) Rumah Sakit Umum Daerah Zainoel Abidin (RSUDZA) Banda Aceh.
"Hasil tesnya begitu (positif COVID-19)," kata seorang keluarga Zaini, Ustaz Muzakir, saat dikonfirmasi wartawan, Senin (14/6/2021).
Menurut Muzakir, hasil tes usap Zaini keluar pada Minggu (13/6) kemarin. Kondisi pria yang akrab disapa Abu Doto itu disebut awalnya hanya sedikit lemas.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Abu punya riwayat penyakit, beliau pernah menjalani operasi pasang ring di jantung waktu masih di Swedia," jelas Muzakir.
Muzakir berharap kondisi mantan menteri kesehatan Gerakan Aceh Merdeka (GAM) itu semakin membaik. Pihaknya berniat membawa pulang Zaini untuk menjalani isolasi mandiri bila kondisinya memungkinkan.
Untuk diketahui, hingga Minggu (14/6) kemarin, kasus terkonfirmasi COVID-19 di Aceh yaitu 17.376 orang. Sebanyak 12.959 orang dinyatakan sembuh, 3.734 orang masih dalam perawatan dan 683 orang meninggal dunia.
Wanti-wanti Kasus COVID di Aceh Melonjak
Kasus positif Corona di Aceh melonjak sejak lebaran Idul Fitri 1442 H. Satgas Penanganan COVID-19 mengingatkan warga tidak menganggap remeh batuk dan demam.
Juru Bicara Satuan Tugas Penanganan COVID-19 Pemerintah Aceh, Saifullah Abdulgani, mengatakan dirinya kerap mendapat informasi adanya warga mengalami demam, batuk, serta pilek enggan berobat ke rumah sakit. Warga memilih mengobatinya dengan mengkonsumsi obat-obatan biasa.
"Keputusan tidak memeriksa diri ke dokter dalam situasi pandemi COVID-19 ini merupakan kesalahan besar yang dapat berakibat fatal," kata Saifullah kepada wartawan, Minggu (13/6).
Dia meminta warga tidak sungkan memeriksa diri ke klinik kesehatan serta bersedia di-swab. Masyarakat juga diminta melakukan isolasi mandiri bila terkonfirmasi COVID-19.
Menurutnya, orang yang terinfeksi COVID-19 dan influenza menunjukkan gejala infeksi saluran pernafasan yang sama, seperti demam, batuk dan pilek. Meski gejala sama, tapi penyebab virusnya berbeda-beda sehingga orang awam disebut sulit mengidentifikasi unsur pathogen penyebab penyakit tersebut.
(agse/jbr)