Komisaris Utama PT Pertamina Basuki Tjahaja Purnama (BTP) alias Ahok angkat bicara terkait kasus terbakarnya tangki 205 di area 39 kompleks Pertamina RU IV Cilacap. Dia mengaku masih menunggu laporan resmi.
"Sedang nunggu laporan resmi," kata Ahok saat dimintai konfirmasi detikcom, Sabtu (12/6/2021) sore.
Ahok mengatakan, Senin (14/6) mendatang, seusai rapat umum pemegang saham (RUPS), Komite Audit dan jajaran komisaris akan meninjau langsung ke lokasi. Eks Gubernur DKI Jakarta ini meminta kasus ini diusut tuntas.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
![]() |
"Saya hanya minta dipastikan tidak terjadi kelalaian dengan pembiaran meluapnya muatan tangki," ujar Ahok.
"Jangan mirip adanya dugaan seperti itu di kejadian Balongan. Perwira yang bertugas di control room harus diketahui siapa mereka," sambungnya.
Kilang Cilacap merupakan satu dari enam kilang Pertamina, dan kapasitas pengolahan 270 ribu barel per hari. Kilang ini memiliki sekitar 200 tangki untuk menampung crude yang akan diolah, gas, serta BBM hasil pengolahan minyak mentah.
Baca di halaman selanjutnya soal kasus kebakaran di Kilang Balongan yang Disinggung Ahok...
Simak video 'Asap Hitam Masih Membumbung di Area Tangki Pertamina Cilacap':
Kasus Kebakaran di Kilang Balongan yang Disinggung Ahok
Sebelum kasus ini, publik juga dihebohkan oleh insiden kebakaran di area Kilang Balongan di Indramayu, Jawa Barat. Kebakaran yang terjadi pada Senin, 29 Maret 2021 dini hari itu hingga kini masih diinvestigasi sehingga penyebabnya masih misteri.
Ombudsman ikut melakukan investigasi dan mengumumkan hasilnya beberapa waktu lalu. Ombudsman menilai dalam kejadian ini ada kelalaian yang dilakukan Pertamina. Kelalaian itu terjadi sesaat tangki belum terbakar.
Menurut anggota Ombudsman Hery Susanto, sebelum ledakan dan kebakaran terjadi di area kilang, masyarakat sekitar sempat mencium adanya bau menyengat dari arah kilang sejak sore hari sebelumnya atau Minggu, 28 Maret 2021.
Kemudian per pukul 21.30 WIB, masyarakat menggeruduk kantor Humas Pertamina untuk meminta penjelasan soal bau menyengat dari dalam kilang. Namun masyarakat tidak mendapatkan jawaban.
Dia mengatakan dari cerita masyarakat sekitar, Pertamina tidak langsung menjelaskan bau menyengat yang dikeluhkan masyarakat itu datangnya dari mana. Bahkan masyarakat sempat menggeruduk kantor Humas Pertamina untuk meminta penjelasan soal hal tersebut, namun tidak mendapatkan jawaban.
"Kami menilai bahwa dalam proses penanganan itu tidak ada satu langkah yang langsung direspons Pertamina, padahal warga sudah teriak-teriak di depan kilang, ini semacam ada kelalaian," kata Hery dalam konferensi pers virtual, Rabu (14/4/) lalu.
Hery menilai harusnya peringatan soal bau menyengat yang diberikan masyarakat sekitar direspons Pertamina, namun pada saat kejadian tidak ada langkah apa pun yang dilakukan.
"Harusnya itu bau menyengat kan pertanda untuk early warning system. Ternyata responsnya tidak diperhatikan, bahkan dibiarkan," kata Hery.
Terkait temuan Ombudsman RI itu, Corporate Secretary PT Kilang Pertamina Internasional (KPI) Ifki Sukarya mengaku pihaknya sudah menindaklanjuti keluhan masyarakat soal adanya bau menyengat dari arah kilang sebelum kebakaran terjadi.
![]() |
Menurutnya, pengecekan sudah dilakukan Pertamina di dalam kilang setelah ada keluhan bau menyengat. Dia menyebut bau menyengat itu awalnya diduga muncul di area tangki yang letaknya dekat dengan permukiman warga, yaitu kawasan Wisma Jati.
"Terkait keluhan warga mengenai adanya bau sebelum insiden, Pertamina telah melakukan pengecekan kondisi di lapangan yang diduga menjadi sumber bau, khususnya area tangki yang dekat dengan permukiman warga Wisma Jati," kata Ifki ketika dihubungi detikFinance, Kamis (15/4/2021).
Setelah pengecekan itu, dia menyebut pihaknya pun tak tinggal diam. Ifki mengklaim pihaknya langsung melakukan evakuasi warga yang ada di kawasan Wisma Jati.
"Paralel, Pertamina juga membagikan masker kepada warga. Sesaat sebelum insiden, sempat dilakukan evakuasi warga Wisma Jati ke jalan raya untuk menjauh dari sumber bau," ujar Ifki.