Jakarta -
Wakil Bupati (Wabup) Kepulauan Sangihe Helmut Hontong sebelum wafat disebut sempat mengirim surat pembatalan izin tambang PT Tambang Mas Sangihe (TMS) ke Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM). Hal itu dibenarkan oleh Dirjen Minerba Kementerian ESDM, Ridwan Djamaluddin.
"Pihak Kementerian ESDM benar telah menerima surat pribadi dari Wabup Kepulauan Sangihe tanggal 28 April 2021," kata Ridwan kepada wartawan, Sabtu (12/6/2021).
"Saat ini Ditjen Minerba sedang menjadwalkan pertemuan dengan pihak Kabupaten Kepulauan Sangihe untuk membahas kegiatan pertambangan PT TMS," tambahnya.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Ridwan mengatakan kegiatan pertambangan PT TMS didasarkan atas kontrak karya yang ditandatangani oleh Pemerintah dan PT TMS pada tahun 1997. Menurutnya, Pemerintah Provinsi Sulawesi Utara telah menerbitkan izin lingkungan untuk PT TMS pada tanggal 15 September 2020.
"Di mana dalam izin lingkungan dimaksud disebutkan bahwa lokasi yang akan digunakan PT TMS untuk melakukan kegiatan pertambangan hanya seluas 65,48 Ha dari total luas wilayah sebesar 42.000 Ha," ucapnya.
Wabup Sangihe Pernah Tolak Tambang
Wabup Sangihe Helmut Hontong sempat mengirim surat pembatalan izin tambang PT Tambang Mas Sangihe ke Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM). Surat pembatalan izin tambang itu dikirim Helmut atas inisiatif pribadi, bukan mengatasnamakan Pemkab Sangihe.
"Pemerintah tidak ada (mengirim surat pembatalan izin tambang PT Tambang Mas Sangihe). Dalam kapasitas pemerintah. Mungkin beliau itu menyurat dalam kapasitas pribadi," kata Sekda Kabupaten Kepulauan Sangihe Harry Wollf ketika dimintai konfirmasi detikcom, Jumat (11/6).
Surat pembatalan izin tambang itu diketahui dikirim Helmut kepada Kementerian ESDM pada 28 April lalu.
Selaku Sekda Sangihe, Harry mengaku tidak tahu banyak tentang isi surat tersebut. Malah surat itu baru diketahui setelah viral di media sosial (medsos).
Simak selengkapnya di halaman selanjutnya:
Tonton juga Video: Wabup Kepulauan Sangihe Meninggal dalam Penerbangan Denpasar-Makassar
[Gambas:Video 20detik]
Kematian Janggal Wabup Sangihe
Diketahui, Wabub Sangihe Helmut Hontong meninggal dunia saat dalam penerbangan rute Denpasar-Makassar. Setelah dokter yang ada di pesawat melakukan pemeriksaan, Helmut Hontong dinyatakan meninggal dunia.
Pejabat Bagian Protokol dan Komunikasi Pimpinan Kabupaten Sangihe, Maya Budiman, mengungkapkan bahwa Helmut menumpang pesawat dengan nomor penerbangan JT740. Helmut menempati tempat duduk nomor 25E, ditemani ajudannya, Harmen Kontu, yang duduk di kursi nomor 25F.
"Pukul 16.17 saat di Bandara Hasanuddin, Makassar, dokter dan perawat segera naik ke pesawat untuk mengecek kondisi Bapak Helmut yang sudah tidak sadarkan diri," kata Maya, Rabu (9/6).
Ajudan Wabup, Harmen Rivaldi Kontu, mengatakan Wabup Helmut sempat memberitahukan kepadanya bahwa sudah merasa pusing. Pada saat itu, dia diminta menggosokkan minyak kayu putih di bagian belakang dan leher.
Helmut disebut sempat mengeluarkan darah dari mulut dan hidung. Jenazah Helmut kini telah berada di Sangihe.
"Sekitar 5 menit itu saya lihat Bapak langsung tersandar. Saya panggil dan kore-kore (colek), namun sudah tidak ada respons lagi. Saya langsung panggil pramugari, namun tetap Bapak tidak ada respons. Kemudian keluar darah lewat mulut. Tak lama kemudian darah keluar dari hidung," kata Harmen ketika dimintai konfirmasi detikcom di Pelabuhan Manado, Kamis (9/6).
Komnas HAM Dorong Polisi Usut
Jaringan Advokasi Tambang (Jatam) menilai ada yang janggal pada kematian Wakil Bupati (Wabup) Sangihe Helmud Hontong di udara sehingga perlu dilakukan penyelidikan pihak kepolisian. Terkait hal itu, Komnas HAM mendorong hal serupa untuk meredam spekulasi publik.
"Komnas HAM mendorong ada proses penyelidikan polisi supaya semuanya jelas sehingga tidak timbul spekulasi publik," kata komisioner Komnas HAM Beka Ulung Hapsara saat dihubungi, Sabtu (12/6).
Beka menilai penting bagi aparat penegak hukum agar segera menyelidiki kejadian ini. Selain itu, dengan turunnya aparat penegak hukum, lanjutnya, publik juga bisa ikut mengawal proses penyelidikan.
Komnas HAM mengatakan siap turun tangan dalam kasus kematian Wabup Sangihe. Namun pihaknya sejauh ini belum menerima aduan.
Polri Bentuk Tim Usut Kematian
Komnas HAM dan Jatam mendorong kepolisian untuk menyelidiki kematian Wabup Sangihe, Helmud Hontong, yang dinilai janggal. Kapolda Sulawesi Utara (Sulut) Irjen Nana Sudjana mengklaim pihaknya telah membentuk tim untuk mengusut dugaan tersebut.
"Kami sudah menyusun tim khusus penyelidikan terkait kasus ini," ujar Irjen Nana saat dimintai konfirmasi detikcom, Sabtu (12/6/2021).
Sementara itu, Kadiv Humas Polri Irjen Argo Yuwono menyatakan Polri juga menunggu respons dari keluarga.
"Kita tanyakan dulu ke Sulut, bagaimana keluarganya," kata Argo saat dihubungi terpisah.
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini