Satreskrim Polresta Barelang dan Opsnal Batam Kota, Kepulauan Riau (Kepri), menangkap seorang pemuda berinisial SA (22). SA ditangkap setelah menghabisi nyawa ibu mantan bosnya, QH (60).
Kasat Reskrim Polresta Barelang Kompol Andri Kurniawan mengatakan pelaku SA ditangkap di Punggur, sekitar pukul 13.20 WIB. Penangkapan setelah mendapatkan informasi dugaan pembunuhan.
"Pelaku ditangkap siang tadi tak lebih dari 24 jam setelah kita menerima laporan. Ini setelah dilakukan pengembangan terkait adanya dugaan pembunuhan," ucap Andri kepada wartawan, Rabu (9/6/2021).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Menurut Andri, kasus ini diketahui setelah korban ditemukan terkapar dengan leher ada bekas cekikan. Selain itu, ditemukan darah dan tangan kanan patah akibat kekerasan.
"Keluarga menemukan korban ada bekas cekikan di leher dan tangan patah. Kalau dokter awalnya melaporkan tanda-tanda kekerasan, kita periksa semua saksi-saksi dan alat bukti. Olah TKP malam kemarin," katanya.
Hasil olah TKP, diduga pelaku SA yang masuk ke lokasi kejadian dan melakukan pembunuhan. Polisi langsung bergerak memburu SA yang berada di Punggur, Batam.
"Kami dapat informasi masyarakat bahwa pelaku berada di daerah Punggur, sekitar pukul 13.27 WIB dilakukan penangkapan. Pelaku melawan dan berusaha melarikan diri," kata Andri.
Selanjutnya, petugas memberi tembakan peringatan sebanyak 3 kali. Tetapi pelaku tetap melakukan perlawanan dan mencoba melarikan diri hingga akhirnya diberikan timah panas ke kaki pelaku.
Di hadapan polisi, pelaku mengaku telah membunuh korban. Aksi sadis itu sudah direncanakan sejak Februari lalu setelah dipecat bosnya yang terakhir diketahui anak korban.
"Pelaku mengakui pembunuhan itu, untuk pembunuhan sudah direncanakan sejak Februari lalu. Kenapa? Karena dia dendam. Dia tidak terima dipecat oleh bosnya dan bosnya ini adalah anak korban," katanya.
Simak selengkapnya di halaman selanjutnya:
Selain membunuh korban, pelaku sempat mengatur strategi untuk menghabisi sang mantan bos. Namun hal itu tidak dapat ia lakukan hingga akhirnya menargetkan korban.
"Lalu kami tanya, kenapa korban dibunuh, katanya karena dia tidak bisa membunuh mantan bosnya. Mantan bosnya banyak teman, selalu ramai teman-temannya dan tidak ada kesempatan," kata Andri.
"Tadi kita tanya juga, 'Apa perasaan kamu setelah membunuh, kenapa sampai harus dibunuh'. Dia jawab 'Saya puas!'," katanya.