Jejak Kekalahan Mega-Prabowo di Pilpres 2009

Tim detikcom - detikNews
Rabu, 09 Jun 2021 13:36 WIB
Megawati dan Prabowo (Foto: Instagram Prabowo)
Jakarta -

Wacana menduetkan kembali Megawati Soekarnoputri dan Prabowo Subianto atau Mega Pro pada Pilpres 2024 mencuat. Seperti apa jejak kekalahan Mega-Pro pada Pilpres 2009?

Ada tiga pasangan yang maju kala itu. Mereka adalah Megawati-Prabowo, Susilo Bambang Yudhoyono (SBY)-Boediono, dan Jusuf Kalla (JK)-Wiranto.

Kalah Telak dari SBY-Boediono

Saat itu, duet Megawati-Prabowo kalah telak dari petahana, SBY-Boediono. Pilpres 2009 pun berjalan hanya satu putaran.

Kala itu SBY-Boediono meraup suara 73.874.562 (60,80%), jauh meninggalkan Megawati-Prabowo, yang meraih suara 32.548.105 (26,79%) dan JK-Wiranto 15.081.814 (12,41%). SBY-Boediono pun kemudian ditetapkan menjadi pemenang.

Prabowo Dituding Tak Gelontorkan Dana

Setelah keduanya kalah, mendekati Pilpres 2014, drama kekalahan pada masa lalu mulai terungkap. Sejumlah elite PDIP menyebut kekalahan Mega-Prabowo kala itu gegara Ketum Gerindra itu tak mau mengeluarkan logistik, meski kekayaannya kala itu hampir Rp 2 triliun.

Pernyataan ini terlontar kala itu karena Gerindra menagih komitmen Megawati mendukung Prabowo pada Pilpres 2014 yang ternyata diingkari.

"Prabowo mengaku punya kekayaan Rp 1,7 triliun tapi nggak mau ngeluarin," kenang Ketua DPP PDIP Ribka Tjiptaning saat dihubungi detikcom, Kamis (13/11/2013).

Namun tudingan Ribka itu ditepis Gerindra. Gerindra mengungkapkan kekalahan Megawati-Prabowo disebabkan popularitas SBY saat itu sangat tinggi.

Pengingkaran Perjanjian Batu Tulis

Duet Megawati-Prabowo juga mengingatkan akan perjanjian Batu Tulis. Naskah yang dirumuskan di Batu Tulis, Bogor, itu berisi kesepakatan dua pihak, yakni Megawati dan Prabowo. Dalam kesepakatan ini Prabowo meminta agar diberi keleluasaan mengatur ekonomi Indonesia dan menunjuk 10 orang menteri terkait.

Sementara itu, Megawati menyatakan akan mendukung pencapresan Prabowo pada Pilpres 2014. Namun janji tinggal janji, akhirnya Megawati tak mendukung Prabowo pada Pilpres 2014. Akibatnya, hubungan Megawati dengan Prabowo sempat merenggang hingga akhirnya harmonis lagi.

Didorong Berduet Kembali

Kini duet itu pun didorong untuk diulang kembali. Pro Mega Center--relawan yang sudah lama mendukung Megawati--mendorong agar Mega Pro kembali maju pada Pilpres 2024.

Pro Mega Center memiliki sejumlah alasan mendorong kembali duet Ketua Umum PDIP dan Ketua Umum Partai Gerindra. Menurut Pro Mega Center, duet Mega Pro merupakan kesuksesan yang tertunda.

"Pak Prabowo bisa (berduet dengan Megawati). 2009 kesuksesan yang tertunda," ujar Direktur Pro Mega Center Mochtar Mohammad dalam keterangan tertulis, Senin (7/6/2021). Mochtar merupakan Ketua Deklarasi Presiden Mega Prabowo pada 2009 di Bantargebang, Bekasi.

Tonton video 'Wacana Mega-Prabowo, Gerindra: Dipicu Peresmian Patung':






(mae/van)
Berita Terkait
Berita detikcom Lainnya
Berita Terpopuler

Video

Foto

detikNetwork