Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Kalimantan Tengah (Kalteng) menyiapkan peralatan jerat untuk menangkap buaya yang dilaporkan telah menerkam seorang guru di Kecamatan Cempaga, Kabupaten Kotawaringin Timur. Guru tersebut diterkam buaya saat wudu.
"Korban menderita sejumlah luka. Kami juga melihat ke lokasi kejadian. Tadi kami mau memasang alat jerat, tapi sungai sedang surut. Nanti akan kami pasang saat sungai dalam," kata Komandan Jaga BKSDA Pos Sampit Muriansyah, seperti dilansir Antara, Selasa (8/6/2021).
Serangan buaya terjadi di Desa Sungai Paring, Kecamatan Cempaga, pada Senin (7/6) sekitar pukul 04.00 WIB. Korbannya adalah Yelni (33), yang berprofesi sebagai guru sekolah menengah pertama (SMP).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Saat itu korban bermaksud mengambil air wudu di Sungai Cempaga untuk melaksanakan salat Subuh. Tanpa diduga, seekor buaya muncul dari dalam air dan langsung menerkam kaki kirinya.
Korban berusaha melepaskan diri dari terkaman satwa ganas tersebut. Upayanya berhasil dan dia langsung bergegas naik dari pinggir sungai.
Akibat kejadian itu, korban menderita luka di kaki kiri bekas gigitan buaya setelah dua kali menerkam. Korban menyebut buaya dengan panjang sekitar dua meter itu diduga jenis senyulong atau buaya capit/sepit.
Muriansyah menilai kejadian ini sebagai perhatian serius karena biasanya buaya senyulong atau buaya capit yang memiliki nama latin Tomistoma schlegelii itu jarang menyerang manusia.
Selain guru SMP tersebut, pria berusia 70 tahun juga diterkam buaya. Simak halaman selanjutnya.
Simak juga 'Kerap Mangsa Ternak Warga, Buaya Muara di Jambi Ditangkap':