Ma'ruf mengatakan implementasi dalam moderasi beragama dalam bingkai darul misaq ini meliputi empat hal. Salah satunya adalah toleransi
"Implementasi wasathiyyah atau moderasi beragama dalam bingkai darul misaq di negeri ini meliputi empat hal, yakni toleransi, anti-kekerasan, komitmen kebangsaan, dan akomodatif terhadap budaya lokal dan perkembangan zaman," kata dia.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Ma'ruf mengatakan penerapan Islam yang moderat ini juga dapat diterapkan untuk menangkal radikalisasi. Konsep ini bisa dilakukan oleh tokoh agama hingga organisasi keagamaan.
"Konsep wasathiyyah al-Islam ini diharapkan juga menjadi pendekatan dalam melakukan langkah-langkah kontra radikalisasi, terutama yang dilakukan oleh para dai,khatib, tokoh agama, dan organisasi-organisasi keagamaan. Dengan demikian, kehidupan masyarakat dan bangsa di negara ini bisa tetap rukun dan damai dalam kebhinnekaan, saling menghormati dan saling bekerja sama dalam rangka mewujudkan masyarakat yang adil dan makmur, yang maju dan merata, baik materiil maupun spiritual," kata dia.
"Semoga buku ini bermanfaat bagi umat dan bangsa Indonesia, dan sekaligus saya memberikan apresiasi kepada Pimpinan UNJ, Ikatan Alumni UNJ, dan tim penulis buku atas prakarsa penerbitan buku ini," lanjutnya.
Sementara itu, Rektor UNJ, Prof. Komarudin mengatakan buku 'Darul Misaq' ini merupakan oase dan sekaligus solusi dalam mengatasi problematika kebangsaan saat ini. Konsep ini, kata dia, juga bisa diterapkan di lingkungan pendidikan.
"Dalam konteks bidang pendidikan, konsepsi darul misaq menjadi diskursus penting yang relevan dan solutif di tengah problematika pendidikan nasional yang minus dan hampa kesadaran kebangsaan. Selanjutnya, konsepsi darul misaq dapat menjadi jembatan bagi lahirnya kurikulum pendidikan nasional yang berwawasan kebangsaan. Kurikulum pendidikan kebangsaan yang bertujuan untuk melahirkan kecerdasan kewargaan digital yang pancasilais, moderat, dan ber-akhlaqul karimah," ungkap Komarudin.
(lir/idh)