Cerita Direktur KPK Lulus TWK Bareng Firli Kini 'Disingkirkan'

Cerita Direktur KPK Lulus TWK Bareng Firli Kini 'Disingkirkan'

Tim Detikcom - detikNews
Senin, 07 Jun 2021 15:54 WIB
Direktur Sosialisasi dan Kampanye Antikorupsi KPK Giri Supradiono
Direktur Sosialisasi dan Kampanye Antikorupsi KPK Giri Suprapdiono (Tangkapan Layar 20detik)
Jakarta -

Direktur Sosialisasi dan Kampanye Antikorupsi KPK Giri Suprapdiono mengungkap pernah lulus tes wawasan kebangsaan 2 kali sewaktu mencalonkan diri sebagai calon pimpinan KPK pada 2014 dan 2019. Ia mengaku heran mengapa justru tidak lulus TWK bersama 74 pegawai lainnya kali ini.

"Saya pernah di tes wawasan kebangsaan 2 kali dan lolos, calon pimpinan KPK pada tahun 2014 dan tahun 2019," kata Giri dalam diskusi virtual bertajuk 'Pengkerdilan KPK dan Membaca Arah Politik Antikorupsi di Indonesia', Senin (7/6/2021).

"2014 bareng Pak Agus Rahardjo dan Pak Jimly, 2019 bahkan bareng dengan Pak Firli, bahkan saya satu kelompok," ujarnya.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Lebih lanjut Giri juga pernah mendapatkan penghargaan Makarti Bhakti Nagari award pada akhir 2020. Namun, tak lama kemudian, ia justru tidak lulus TWK pada beberapa bulan kemudian.

"Dalam selisih 3 bulan, saya sudah dinyatakan tidak lulus (setelah dapat penghargaan), saya pikir ini adalah sesuatu yang tidak bisa diterima oleh akal sehat. Kita harus melawan dengan sebaik-baiknya," ujarnya.

ADVERTISEMENT

Giri, yang sudah 16 tahun mengabdi di KPK, juga sering mengajar wawasan kebangsaan di banyak tempat. Ia juga menyesalkan batalnya penyelenggaraan debat bersama Ketua KPK Firli Bahuri beberapa hari lalu.

"Saya ingin mengatakan bahwa cara bahwa kita mempraktikkan kebangsaan. Jadi bukan sekedar tes wawasan kebangsaan," ujarnya.

Lebih lanjut Giri juga menyoroti tidak lulusnya mantan Direktur Pembinaan Jaringan Kerja Antar-Komisi dan Instansi (PJKAKI) KPK Sujanarko dalam tes wawasan kebangsaan. Sebab, menurutnya, Sujanarko banyak mengabdi di KPK tetapi saat hampir masa pensiunnya justru dilabeli isu tidak dapat dibina.

"Pak Sujanarko itu tinggal 5 hari pensiun ketika pengumuman tes wawasan kebangsaan, tetapi kemudian dilabeli warna merah dan tidak bisa dibina. Bayangkan betapa sakitnya mengabdi selama 17 tahun lebih, waktunya digunakan untuk kantor mungkin keluarganya juga berkurang tetapi kemudian dilabeli seperti itu," imbuhnya.

(yld/dhn)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya



Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.
Hide Ads