Presiden ke-5 RI, Megawati Soekarnoputri, dan Menteri Pertahanan (Menhan) Prabowo Subianto meresmikan patung presiden ke-1 RI Sukarno atau Bung Karno di gedung Kementerian Pertahanan. Keduanya pun menceritakan kisah di balik patung Bung Karno berkuda yang diresmikannya itu.
Versi Prabowo
Prabowo mengungkapkan patung Bung Karno yang menunggangi kuda ini dilatarbelakangi peristiwa 5 Oktober 1946. Saat itu, Bung Karno menjadi panglima tertinggi pada hari angkatan perang pertama dan diminta menjadi inspektur upacara. Kala itu dalam tradisi angkatan perang, sang inspektur memimpin upacara dengan berkuda.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Patung ini adalah ketika Presiden Sukarno sebagai panglima tertinggi kita yang pertama pada hari angkatan perang yang pertama, yaitu 5 Oktober 1946, di Yogyakarta menjadi inspektur upacara, di mana untuk pertama kali Republik Indonesia menunjukkan bahwa Republik Indonesia memiliki angkatan perang yang siap untuk mempertahankan kemerdekaan itu dan waktu itu sebagai inspektur upacara sebagaimana tradisi waktu itu para pimpinan tentara meminta kesediaan beliau untuk menjadi inspektur upacara di atas kuda," kata Prabowo seperti dilihat di kanal YouTube PDI Perjuangan, Minggu (6/6/2021).
Bung Karno, yang jarang naik kuda, lantas dengan keras berlatih selama 3 hari. Prabowo mengatakan kerja keras itu dilakukan lantaran Bung Karno menyadari perannya sebagai panglima tertinggi.
"Kita mengetahui sejarah bahwa pada saat itu Bung Karno jarang naik kuda, tetapi karena beliau sadar peran beliau sebagai panglima tertinggi akhirnya beliau latihan hanya 3 hari dan kemudian bersedia menjadi inspektur upacara di atas kuda," ujarnya.
Berdasarkan peristiwa itulah, Kemhan pun memutuskan membuat patung Bung Karno menunggang kuda. Prabowo juga mengaku memilih meresmikan patung itu pada hari ini karena bertepatan dengan ulang tahun sang proklamator.
"Karena itulah, Kementerian Pertahanan merasa bangga untuk membuat patung di mana panglima tertinggi kita pertama di atas kuda. Hadirin sekalian, pada hari ini adalah tepat hari kelahiran sang proklamator karena itu saya kira tepat pada bahwa kita telah memilih hari ini dan Ibu Megawati Soekarnoputri sebagai Presiden ke-5 sekaligus juga adalah putri beliau bersedia untuk hadir sendiri dan meresmikan patung ini," ungkap Prabowo.
Simak kisah di balik patung Bung Karno berkuda versi Megawati di halaman berikutnya.
Versi Megawati
Kisah mengenai kali pertama Bung Karno berkuda itu juga turut disampaikan Megawati, sang putri. Kata Megawati, sang ibu, Fatmawati, pernah bercerita momen saat kali pertama kali Bung Karno mengetahui harus memimpin upacara dengan menunggang kuda.
"Patung Bung Karno yang mengambil momentum ketika Bung Karno sedang menunggang kuda, tapi Bapak Prabowo menceritakan seperti apa, bapak saya, pada waktu itu saya dengar ceritanya dari ibu saya, sangat panik karena seperti apa yang dikatakan tidak tahu bagaimana menunggang kuda," kata Megawati.
Megawati mengungkap sang ayah saat itu meminta ibunya untuk dicarikan kuda yang jinak. Ketua Umum PDI Perjuangan itu pun mengaku tak dapat membayangkan cerita yang didapatnya dari sang ibu. Sebab, panglima tertinggi memilih kuda jinak untuk ditunggangi.
"Karena sebagai presiden pada waktu itu, ini menurut cerita ibu saya, maka beliau minta untuk dicarikan kuda yang jinak, jadi tidak dapat saya bayangkan dengar cerita ibu saya itu bagaimana seorang panglima tertinggi kudanya itu jinak, tentunya seharusnya garang menurut saya," tuturnya.
Megawati mengatakan, setelah sukses menunggang kuda, Bung Karno pun langsung memeriksa kesiapan prajurit TNI. Megawati, mewakili keluarga besar Bung Karno, berterima kasih atas penghormatan yang diberikan rakyat Indonesia kepada ayahnya.
"Lalu setelah bisa menunggang kuda, maka melakukan pemeriksaan terhadap kesiapan prajurit TNI di dalam sebuah peringatan ulang tahun angkatan perang yang disebut angkatan perang pada waktu itu dan sekarang menjadi Tentara Nasional Indonesia pada tanggal 5 Oktober 1947," ujar Megawati.
"Ini juga merupakan sebuah hadiah karena saya lahir tahun 47, atas nama seluruh keluarga besar Bung Karno sekali lagi saya ingin mengucapkan beribu-ribu terima kasih atas kehormatan yang menurut saya sangat luar biasa ini," imbuhnya.