Menteri Pertahanan Prabowo Subianto memenuhi janjinya membangun patung Bung Karno berkuda di halaman Kemenhan. Janji itu disampaikannya di kompleks Akmil Magelang, Jumat (7/2/2020). Tepat di peringatan hari kelahiran Bung Karno, Minggu (6/6/2021), patung Bung Karno berkuda diresmikan langsung oleh Megawati.
"Ibu saya pernah bercerita, ayah saya sempat panik ketika harus naik kuda saat memimpin upacara," kata Megawati di sela pidatonya.
Presiden Sukarno lantas meminta dicarikan kuda yang jinak untuk ditunggangi keesokan harinya, 5 Oktober 1946/7. Dia berlatih selama beberapa jam agar berani dan bisa naik kuda.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Saya membayangkan kan mestinya kuda presiden bukan yang jinak, tapi yang liar," imbuh Megawati.
Sebelumnya, sebagai Ketua Umum Partai Gerindra, Prabowo pernah memberikan hadiah lukisan Bung Karno sedang naik kuda kepada Megawati. Hadiah itu tepatnya dikirim ke kediaman Megawati di Jalan Teuku Umar Nomor 27 pada 24 Juli 2019.
Alkisah, di sela kunjungannya ke Uni Soviet itu, Sukarno sempat meninjau pertanian dan perkebunan di Kzyl-Uzbekistan. Setelah berkeliling dan beraudiensi dengan petani-petani di sana, ia dan rombongan mendapat jamuan makan siang. Selepas makan, suasana makin cair ketika mereka mendapat suguhan orkes yang memainkan musik tradisional plus tarian lokal. Kelak, bertahun kemudian Bung Karno pernah mendapatkan hadiah kuda saat melakukan kunjungan ke Uzbekistan, 1956.
Pemberinya bukan setingkat kepala negara, melainkan A. Matkabulov, Ketua Pertanian Kzyl-Uzbekistan. Sejarawan MF Mukthi mengungkapkan cerita ini ada dalam artikelnya, 'Sukarno: Uzbekistan Jauh di Mata Dekat di Hati'.
![]() |
Para tamu Indonesia ikut menari bersama. Presiden Sukarno tampak bergembira sambil memainkan sebuah alat musik tabuh mirip rebana.
"Sebagai tanda mata, A. Matkabulov, Ketua Pertanian Kzyl-Uzbekistan, menghadiahkan seekor kuda Karabair kepada Sukarno," tulis Mukthi.
Presiden kedua RI, Soeharto, juga pernah mendapat hadiah kuda saat berkunjung ke Kazakhstan, pada 6-8 April 1995. Dia menerima hadiah dari Presiden Nazarbayev. Soeharto sempat menunggangi kuda hadiahnya itu bersama Nazarbayev.
Di peternakan Tapos, Bogor, yang dikembangkan Soeharto, selain diisi sapi jenis unggul, ada beberapa ekor kuda. "Sebenarnya Pak Harto suka kuda. Dulu sempat didatangkan beberapa kuda dari luar negeri. Kandangnya pun dibuat khusus, tapi tak lama kemudian kuda-kuda itu mati," tulis I Made Soewecha, koordinator PT Rejo Sari Bumi, Tapos, sejak 1974.
Di hadapan sejumlah orang yang berkunjung ke Tapos, Soeharto pernah mengomentari kematian kuda-kuda koleksinya itu. "Ya sudah, kalau orang yang memelihara tidak suka kuda, ya mati semua." Kuda hadiah dari Nazarbayev termasuk yang sudah lama mati.
![]() |
Dalam buku 'Pak Harto The Untold Story' terbitan Gramedia, 2013, Soewecha, yang sehari-hari dipercaya merawat kuda-kuda itu, mengaku tidak menyukai kuda. Alasannya, bila dia mengontrol masyarakat desa di sekitar Tapos yang bekerja di peternakan dengan naik kuda, "Terbayang rasanya seperti orang Belanda di zaman penjajahan. Itu yang tidak saya suka."
Pada 25 Juli 2017, Presiden Jokowi pernah menerima hadiah dua ekor kuda jenis Sandalwood. Kuda itu diketahui berusia tujuh tahun dan bernilai sekitar Rp 70 juta. Hadiah itu dilaporkan ke KPK pada 22 Agustus 2017.
Sebelumnya, saat menemui Prabowo di Hambalang, Presiden Jokowi, yang berkemeja batik dan mengenakan topi koboi, sempat diajak naik kuda oleh sang tuan rumah, 31 Oktober 2016.
Simak video 'Prabowo Ungkap Sejarah di Balik Patung Bung Karno Naik Kuda':