Meski Nabi Muhammad SAW tak pernah mencontohkan dakwah melalui media sosial (medsos), bukan berarti hal itu sebagai bidah. Menurut Ustaz Khalid Basalamah, penggunaan medsos, seperti YouTube, merupakan sarana atau fasilitas penunjang, bukan jenis ibadah.
"Jadi begini, bedakan antara jenis ibadah dan fasilitas ibadah itu. Di zaman Nabi, orang ke Mekah naik unta, itu kan fasilitas ya untuk pergi haji dan umroh. Fasilitas ini bisa berubah, pakai mobil, motor, pesawat, kereta api. Gitu kan," jelasnya dalam program Blak-blakan di detikcom, Jumat (4/6/2021).
Tetapi yang jelas tidak boleh diubah, dia menegaskan, adalah jenis ibadahnya. Seperti rukun haji dan umroh yang dijalankan Nabi Muhammad SAW tidak boleh ditambah atau dikurangi.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Sebelumnya, dia mengisahkan perjalanan dirinya menjadi pendakwah. Saat kuliah di sebuah universitas di Madinah, dia sebetulnya ingin mendalami ilmu hadis.
Tapi para dosen pembimbingnya justru mengarahkan di bidang dakwah dan lulus dengan nilai terbaik pada 1998. Dia pun mendapatkan tawaran beasiswa untuk melanjutkan kuliah S2 dan S3 ke Casablanca, Maroko.
Tapi Khalid Basalamah memilih pulang ke Tanah Air untuk membantu ayahnya yang mengelola pesantren di Makassar. Dia juga mengajar di sebuah universitas di kota itu. Hingga suatu hari saat mengikuti Jumatan di masjid di lingkungan kampus, Khalid Basalamah memperhatikan khatibnya tak menguasai materi yang disampaikan.
"Saya sampaikan kepada pengurus, bila ada khatib yang berhalangan, dirinya mau menggantikan untuk memberikan khutbah," tuturnya.
Singkat cerita, ketika dia mendapat kesempatan menyampaikan khutbah, respons jemaah cukup baik. Seiring waktu, pada 2013, dia mulai memenuhi undangan ceramah di televisi. Ketika kanal YouTube mulai dikenal khalayak, dia pun ikut memanfaatkannya.
Pendakwah kelahiran Makassar, 1 Mei 1975, itu tercatat punya 1,82 juta subscriber di akunnya, Khalid Basalamah Official.
(deg/haf)