Pemerintah Kota Bogor memperingati Hari Jadi Bogor (HJB) ke-539 di Taman Ekspresi, Sempur, Bogor Tengah hari ini. Mengusung tema Jagratara Waluya, HJB tahun ini diisi dengan doa lintas agama hingga beberapa aksi kesenian.
Adapun doa lintas agama sebagai semangat gotong royong, toleransi serta saling waspada terhadap bahaya COVID-19 yang dapat menyerang tanpa melihat latar belakang profesi, sosial maupun agama. Pada kesempatan tersebut, Wali Kota Bogor Bima Arya menyampaikan data kondisi COVID-19 di Kota Bogor yang mulai membaik.
"Situasi (pandemi COVID-19) masih belum pulih, tetapi data-data menunjukkan bahwa dibanding tahun lalu, pandemi di Kota Bogor sudah mulai bisa dikendalikan. Angka ketersediaan tempat tidur, angka kesembuhan, semuanya menunjukkan data yang baik," ungkap Bima dalam keterangan tertulis, Kamis (3/6/2021).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Bima menyampaikan di Jawa Barat, Kota Bogor masuk dalam peringkat tiga besar dengan tingkat kesembuhan tertinggi mencapai 95,87 persen atau di atas rata-rata tingkat kesembuhan di Jabar, yakni 89,16 persen. Kota Bogor juga ada di peringkat kedua terkait tingkat keterisian tempat tidur isolasi, yakni hanya 15,32 persen atau di bawah rata-rata Jawa Barat yang sebesar 38,22 persen.
Bima pun mengapresiasi kepada seluruh pihak yang telah berkolaborasi dalam mengendalikan pandemi COVID-19 mulai dari aparatur, warga, komunitas hingga pihak-pihak lainnya
"Karena itu izinkan saya menyampaikan terima kasih atas kerja keras, kerja sama, dan kerja ikhlas dari semua. Sehingga hari ini pandemi Covid relatif bisa terkendali," ujar Bima.
Meskipun demikian, Bima menyampaikan tiga pesan penting pada perayaan HJB tahun ini. Pertama, Bima berpesan agar seluruh pihak harus terus waspada terhadap pandemi COVID-19. Bima menyampaikan Indonesia, khususnya Kota Bogor tidak ingin seperti India, atau kota-kota lain yang kasusnya kian memburuk karena tidak waspada.
"Sekali kita lengah, maka kita bisa kehilangan banyak hal. Kewaspadaan kita insyaallah menentukan keselamatan kita," jelas Bima.
Kedua, Bima menyampaikan setiap perayaan HJB sebelum pandemi, selalu ada helaran dari para sanggar, seniman dan budayawan. Kali ini di tengah pandemi, Pemkot Bogor tetap mencoba memberikan sedikit ruang bagi para sanggar untuk mengekspresikan budaya dengan keterbatasan.
"Memberikan ruang bagi para sanggar untuk mengekspresikan budaya. Jangan sampai di HJB minus budaya, jangan sampai tidak ada sama sekali," kata Bima.
Terakhir, Bima berpesan sekaligus mengajak semua warga untuk bersama-sama memanjatkan doa. Pasalnya, semua ikhtiar tidak akan berarti tanpa doa dan keyakinan.
"Selain waspada tadi, kita harus terus berdoa bermunajat kepada Allah SWT agar kita semua bisa mempercepat kemenangan melawan COVID-19 ini. Di sini hadir tokoh lintas agama yang hadir hari ini untuk sama-sama berdoa. Insyaallah tahun depan, ketika peringatan HJB yang ke-540 kita sudah menang melawan pandemi. Sehingga helaran bisa kita selenggarakan dengan meriah," pungkasnya.
Sebagai informasi, acara peringatan HJB ke-539 turut menggelar doa lintas agama yang dipimpin KH. Mustofa Abdullah bin Nuh mewakili Islam, RD. Mikael Endro Susanto mewakili Katolik, Pdt. Tri Susanto mewakili Kristen Protestan, Andry Lesmana mewakili Buddha, I Ketut Suta Arnawa mewakili Hindu, dan Andri Harsono mewakili Konghucu.
HJB ke-539 juga menyuguhkan kesenian antara lain kecapi suling, marawis, hingga tarian Jagratara dari gabungan berbagai sanggar. Hadir juga dalam kesempatan tersebut unsur Forum Komunikasi Pimpinan Daerah (Forkopimda), seniman, budayawan, serta para tokoh agama dan tokoh masyarakat lainnya.
(akn/ega)