Penyekatan arus balik Lebaran berakhir per 31 Mei 2021. Selama 16 hari penyekatan arus balik, Polda Metro Jaya mencatat ada 933 pemudik kembali ke Jakarta yang positif COVID.
"Secara keseluruhan, sampai hari ini kita berhasil menjaring 933 kasus positif pasca-arus balik dari titik penyekatan maupun basis komunitas. Setidaknya hal ini bisa meminimalkan laju penyebaran virus COVID-19 di wilayah Polda Metro Jaya dan sekitarnya," kata Kapolda Metro Jaya Irjen Fadil Imran di Lapangan Presisi Polda Metro Jaya, Jakarta, Kamis (3/6/2021).
Penyekatan arus balik tersebut berlangsung sejak Minggu (16/5) hingga Senin (31/5). Para pemudik tersebut terjaring pemeriksaan swab antigen berbasis komunitas maupun di 16 titik pos penyekatan yang tersebar di Jadetabek.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Total ada 45.530 pemudik yang kembali ke Jadetabek di-swab antigen selama 16 hari penyekatan tersebut. Khusus di parking bay Km 34 Tol Jakarta-Cikampek, tercatat ada 164 pemudik yang reaktif COVID.
"Sebanyak 45.530 orang telah dilakukan tes swab antigen dan 164 orang di antaranya menunjukkan hasil yang reaktif," ungkap Fadil.
149 Nakes Diberi Penghargaan
Mantan Kapolda Jatim ini mengapresiasi kinerja tenaga kesehatan (nakes) yang terlibat dalam Operasi Ketupat Jaya dalam pelaksanaan penyekatan arus balik di 16 pos pemeriksaan. Menurutnya, tantangan para nakes tersebut tergolong tinggi.
Pasalnya, meski ada larangan mudik Lebaran dari pemerintah, aparat kepolisian mencatat ada 1,5 juta warga Jakarta dan sekitarnya tetap memaksa mudik saat Lebaran kemarin.
Untuk itu, apresiasi tinggi diberikan kepada para nakes di pos pemeriksaan yang tetap berupaya memastikan pemudik yang kembali ke Jakarta dalam keadaan sehat tanpa membawa virus Corona.
"Anda semua adalah pahlawan kemanusiaan, ucapan terima kasih dan apresiasi serta penghargaan yang setinggi-tingginya atas perjuangan kerja keras dan dedikasi yang telah saudara curahkan dengan penuh keikhlasan dalam Operasi Ketupat Jaya 2021," ucap Fadil.
Lebih lanjut Fadil mengatakan, hingga saat ini angka pertumbuhan virus Corona di Jakarta tergolong bisa dikendalikan. Hal itu merujuk data okupansi di Rumah Sakit Darurat COVID Wisma Atlet Kemayoran yang mengalami penurunan.
"Sampai hari ini situasi laju pertumbuhan COVID-19 di Jakarta relatif bisa dikendalikan. Angka bed occupancy ratio yang kami monitor di RSD Wisma Atlet Kemayoran sempat kemarin naik 35 persen. Tapi sekarang sudah turun perlahan karena yang sembuh, yang dikirim dari titik penyekatan atau basis komunitas itu sudah mulai banyak," pungkas Fadil.