Nabi Ibrahim AS merupakan rasul Ulul Asmi yang terkenal dengan ketabahannya. Dia memiliki anak bernama Ismail yang sabar.
Ibnu Katsir dalam bukunya Kisah Para Nabi mengatakan, secara nasab Nabi Ibrahim AS bernama Ibrahim bin Tarikh bin Nahur bin Sarugh bin Raghu bin Faligh bin 'Abir bin Syalih bin Arfakhsyadz bin Sam bin Nuh AS. Ia lahir di wilayah Kaldaniyyun, suatu kawasan di Babilonia.
Ayah kandung Nabi Ibrahim AS bernama Azar. Ia adalah seorang pembuat patung (berhala) yang terkenal dan menjadi penyembah berhala juga. Dalam sebuah hadits riwayat Bukhari, dikatakan bahwa Azar selalu menentang Ibrahim AS kala diajak meninggalkan kesesatan. Oleh karenanya, Azar termasuk penghuni neraka.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Dari Ibnu Abu Dzi'ib, dari Sa'id al Maqbari, dari Abu Hurairah, nabi Muhammad SAW, beliau bersabda: "Ibrahim bertemu dengan ayahnya, Azar, pada hari Kiamat nanti. Ketika itu wajah Azar tampak hitam berdebu. Lalu Ibrahim berkata kepada ayahnya: 'Bukankah sudah aku katakan kepada ayah agar ayah tidak menentang aku?' ayahnya menjawab: 'Hari ini aku tidak akan menentangmu.' Kemudian Ibrahim berkata: 'Wahai Tuhan, Engkau sudah berjanji kepadaku untuk tidak menghinakan aku pada hari berbangkit. Lalu kehinaan apalagi yang lebih hina dari pada keberadaan ayahku yang jauh (dariku)?' Allah SWT berfirman: 'Sesungguhnya, Aku mengharamkan surga bagi orang-orang kafir.' Lalu dikatakan kepada Ibrahim: 'Wahai Ibrahim, apa yang ada di kedua kakimu itu?' Ibrahim pun melihatnya dan ternyata ada seekor anjing hutan yang kotor. Lalu anjing itu dipegang kaki-kakinya dan segera dilempar ke dalam neraka." (HR. Bukhari).
Nabi Ibrahim AS menikah dengan Siti Hajar dan dikaruniai anak yang sholeh bernama Ismail. Sejak kelahiran putranya, Allah SWT sudah memperlihatkan tanda-tanda kenabian Nabi Ismail. Seperti keluarnya air dari hentakan kakinya saat masih bayi.
Diceritakan pada saat menginjak usia putranya yang ke-7 tahun, Nabi Ibrahim AS bermimpi mendapatkan perintah dari Allah SWT untuk menyembelih putranya. Kemudian ia memanggil Ismail untuk menyampaikan risalah yang didapatkannya. Hal ini tercantum dalam QS. As-Saffat ayat 102 sebagai berikut:
فَلَمَّا بَلَغَ مَعَهُ ٱلسَّعْىَ قَالَ يَٰبُنَىَّ إِنِّىٓ أَرَىٰ فِى ٱلْمَنَامِ أَنِّىٓ أَذْبَحُكَ فَٱنظُرْ مَاذَا تَرَىٰ ۚ قَالَ يَٰٓأَبَتِ ٱفْعَلْ مَا تُؤْمَرُ ۖ سَتَجِدُنِىٓ إِن شَآءَ ٱللَّهُ مِنَ ٱلصَّٰبِرِينَ
Artinya: "Maka tatkala anak itu sampai (pada umur sanggup) berusaha bersama-sama Ibrahim, Ibrahim berkata: "Hai anakku sesungguhnya aku melihat dalam mimpi bahwa aku menyembelihmu. Maka fikirkanlah apa pendapatmu!" Ia menjawab: "Hai bapakku, kerjakanlah apa yang diperintahkan kepadamu; insya Allah kamu akan mendapatiku termasuk orang-orang yang sabar." (QS. As-Saffat: 102).
Dengan patuh dan pasrah atas segala kehendak Allah SWT, Ismail lalu menempatkan diri dan siap disembelih oleh ayahnya. Lalu turunlah kuasa Allah SWT kepada keduanya. Dia mengganti Ismail dengan seekor domba. Peristiwa itulah yang merupakan sejarah perintah untuk berkurban saat Hari Raya Idul Adha.
Kesabaran dan kepatuhan Ismail tak lepas dari didikan ayahnya sejak ia kecil. Lantas, bagaimana cara Nabi Ibrahim AS dalam mendidik anak-anaknya menjadi anak sholeh? Selengkapnya baca Di Sini ya!