Ketua ITAGI Profesor Dr. Sri Rezeki S Hadinegoro, SpA(K) menekankan agar masyarakat tidak perlu takut dan khawatir. Sebab sejauh ini kelompok lansia justru memiliki Kejadian Ikutan Pasca Imunisasi (KIPI) yang sangat rendah. Gejala yang dialami pun bersifat ringan dan mudah diatasi.
"Efek samping kedua vaksin ini (Sinovac dan AstraZeneca) cukup ringan, tidak ada yang masuk RS atau sampai meninggal. KIPI pada lansia ini justru sangat sangat sedikit dibandingkan yang dewasa/muda," kata Sri.
Sebagai salah satu pihak yang ikut terlibat dalam penentuan jenis vaksin, Sri memastikan vaksin yang disediakan pemerintah tidak hanya aman, tapi juga bermutu dan berkhasiat untuk melindungi seluruh masyarakat.
Hal senada disampaikan Ketua Komnas PP KIPI Profesor Dr. dr. Hindra Irawan Satari, Sp. A(K), M. TropPaed. Hindra menyebut kesadaran masyarakat lansia cukup baik karena mengetahui masuk dalam kelompok rentan. Namun hambatan justru muncul dari keluarga yang tidak mengizinkan lansia untuk disuntik vaksin.
"Karena ternyata (keluarga) memperoleh informasi yang kurang tepat atau pihak yang tidak berwenang terkait imunisasi atau vaksinasi," ujarnya.
Sebagai lansia, dia mengaku telah divaksin dua kali. Padahal memiliki riwayat gangguan irama jantung, penderita hipertensi, kolesterol juga sempat tinggi, dan asam urat. "Alhamdulillah sehat, saya sudah dua kali divaksinasi jadi jangan ragu-ragu," paparnya.
Lebih lanjut, dia menjelaskan komorbid atau penyakit penyerta tidak lantas menghalangi lansia untuk bisa mengikuti vaksinasi. "Jika ada KIPI (Kejadian Ikutan Pasca Imunisasi) mudah-mudahan sifatnya ringan dan dapat ditolerir namun manfaat vaksinasi jauh lebih besar maka sama-sama kita divaksin," jelasnya.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Dia juga menjamin, vaksin aman bagi masyarakat. Komnas KIPI pun terus memantau, mengkaji, merekomendasikan apakah vaksin itu aman atau tidak bagi masyarakat. Jika aman, pihaknya akan merekomendasikan vaksin tersebut untuk dipakai dalam program vaksinasi nasional. Dan itu dipantau dan dikaji tiap hari.
"Kalau ada perubahan kita buat rekomendasi baru," ujarnya.
Dia menambahkan, jika ada laporan terkait KIPI maka ada dua hal yang dilakukan Komnas KIPI. Pertama, mengecek berapa lama ketika diberikan vaksin hingga ada gejala dan kedua apakah ada penyakit lain yang menyebabkan gejala dan bukan berasal dari vaksin.
"Kalau gejala lebih dua hari laporkan saja nanti gejala itu diinvestigasi, dianalisis, dan dikaji. Apapun keluhannya silahkan lapor, kita justru mengharapkan laporan," pungkasnya.
(akd/ega)