Kepala BNPB Ganip Warsito mengungkapkan adanya peningkatan kasus COVID-19 pasca Lebaran 2021. Ganip menyebut, untuk Rumah Sakit Darurat COVID-19 (RSDC) Wisma Atlet, Jakarta, rata-rata menerima 100 pasien Corona per hari usai lebaran.
"Seperti diketahui oleh teman-teman semuanya bahwa pasca Lebaran ini kita mengidentifikasi, sejak tanggal 18 sampai dengan hari ini," kata Ganip kepada wartawan di RSDC Wisma Atlet, Kemayoran, Jakarta Pusat, Rabu (26/5/2021).
"Masuk 9 hari ini. Memang terjadi peningkatan kasus COVID yang rata-rata per harinya adalah 100 orang. Hari ini itu 175 orang, yang kemarin adalah 179 jadi ada penurunan empat kasus," imbuhnya.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Ganip berharap angka virus COVID-19 ini tidak mengalami kenaikan berarti pada Juni mendatang. Pihaknya telah berupaya untuk membuat strategi agar pemberlakuan pembatasan kegiatan masyarakat (PPKM) mikro diperketat.
"Kemudian kita harapkan ini tidak semakin meningkat, tetapi justru ada penurunan. Kita masih akan melihat dua minggu ke depan. Jadi di pertengahan bulan Juni mudah-mudahan tidak terjadi lonjakan, karena kita sudah membuat satu strategi dan upaya untuk mencegah ini agar tidak membesar. Artinya strategi yang paling tepat adalah PPKM mikro. Itu kita tekankan, kita perketat," katanya.
Ganip menerangkan RSDC.Wisma Atlet menjadi parameter angka kasus COVID-19 di Jakarta. Untuk itu, Ganip dan jajaran akan lebih memonitor satgas yang berada di daerah untuk membatasi mobilitas masyarakat.
"Kemudian parameter RSDC ini sebagai parameter atau istilahnya hulunya daripada hilir-hilir yang melingkari Jakarta ini. Maka dalam konsep itu juga kita sudah aktifkan satgas-satgas di kabupaten, kota dan provinsi untuk sama-sama bekerja membatasi mobilitas ini," tuturnya.
Sebelumnya, Doni Monardo, sewaktu masih menjabat sebagai Kepala BNPB, menyampaikan perkembangan data COVID-19 di Indonesia. Doni menyebut kasus aktif Corona di RI mengalami kenaikan.
"Kasus aktif kita pada 19 Mei 2021 5,01 persen, tanggal 23 Mei kemarin kasus aktif telah meningkat sebanyak 5,23 persen, artinya ada kenaikan sekitar 0,22 persen," kata Doni dalam jumpa pers virtual, Senin (24/5).
Doni mengatakan angka kesembuhan mengalami penurunan. Pada 23 Mei, disebutkan bahwa angka kematian sebanyak 91,99 persen.
"Adapun angka kesembuhan tadi juga sudah disampaikan oleh Bapak Presiden ada penurunan dari tanggal 18 Mei 92,22 persen turun ke 91,99 persen pada tanggal 23 Mei," kata Doni.
Angka kematian sendiri disebut mengalami kenaikan pada 19 Mei, yaitu 0,08 persen, yang sebelumnya Indonesia pernah mengalami angka kematian cukup rendah pada 1 April.
(whn/zak)