Tumpahan minyak ditemukan di kawasan Pantai Saba di Desa Saba, Kecamatan Blahbatuh, Kabupaten Gianyar, Bali, beberapa waktu lalu. Balai Pengelolaan Sumber Daya Pesisir dan Laut (BPSPL) Denpasar melakukan penelusuran terkait tumpahan minyak tersebut.
"Posisinya kan baru kita menelusuri informasi. Jadi kita menemukan tumpahan minyak memang, tetapi siapa dan mengapa itu terjadi, kita lagi telusuri informasinya," kata Kepala BPSPL Denpasar Permana Yudiarso saat dihubungi detikcom, Rabu (26/5/2021).
"Dugaan sementara apakah itu buangan dari kapal yang lewat (dan) kapal apa, nah itu kita lagi telusuri dan minyaknya apa. Sekarang kita lagi mencari jenis minyaknya itu minyak apa," imbuh Yudi.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Yudi menuturkan, berdasarkan koordinasi dengan Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) di Jakarta, BPSPL Denpasar dipersilakan melakukan uji laboratorium. Hal itu guna mengetahui jenis minyak yang tumpah tersebut.
"Kemarin baru koordinasi dengan (KKP di) Jakarta, silakan sampelnya diuji lab-kan untuk mengetahui itu minyak apa, minyak olikah, minyak mentah untuk bahan bakunya minyak, atau bensin dan seterusnya, kita belum tahu jenisnya," terang Yudi.
Yudi mengungkapkan kemungkinan minyak yang tumpah tersebut minyak bumi yang tumpah dari kapal. Hanya, kemungkinan ini sangat kecil. Sebab, kapal tanker minyak tidak sembarang menumpahkan minyak. Kapal seperti ini juga biasanya mempunyai standar protokol yang tinggi.
Sementara itu, kemungkinan yang kedua, ada kapal yang melintas dengan sengaja membuang oli bekas atau air ballast.
"Nah, kemungkinan sih itu (oli bekas). Cuma kita baru akan mengecek jenis minyaknya apa. Nah, kalau ketahuan jenis minyaknya apa, misalnya minyak oli bukan minyak mentah, berarti kami berkoordinasi dengan Kementerian Perhubungan tentang kapal-kapal yang lewat di sana yang kemungkinan membuang itu," terang Yudi.
Temuan tumpahan minyak tersebut diketahui setelah BPSPL Denpasar menerima laporan dari pengunjung di Pantai Saba. Setelah mendapatkan laporan, BPSPL Denpasar mengirimkan tim dan memang benar ditemukan terdapat tumpahan minyak tersebut.
"Keesokan harinya kita kumpulkan minyak-minyak itu di mana saja kita temukan, ternyata hanya di sepanjang Pantai Saba. Sampelnya (minyak) itu yang kita ambil," terang Yudi.
Baca selengkapnya di halaman berikutnya.
Sementara itu, penggiat Konservasi Penyu Saba Asri, I Made Kikik, mengungkapkan gumpalan maupun cairan hitam tersebut banyak ditemukan sejak beberapa waktu lalu yang diduga berasal dari kapal. Bila malam hari kebanyakan berbentuk gumpalan, namun bila siang hari gumpalan tersebut mencair karena terkena panas matahari.
Menurutnya, gumpalan maupun cairan hitam tersebut bukan kejadian pertama di Pantai Saba, melainkan fenomena yang terjadi setiap tahun saat musim angin selatan yang berlangsung hingga bulan Agustus. Angin akan menyebabkan tumpahan minyak di tengah laut terbawa oleh gelombang hingga ke pantai bersama sampah dan tali kapal.
"Setelah musim angin selatan selesai, biasanya akan terjadi gelombang besar yang akan membersihkan tumpahan minyak termasuk sampah di pantai dan membawanya kembali ke tengah laut," terang Kikik.
"Hingga saat ini, belum ada laporan dari nelayan, masyarakat maupun wisatawan yang mengeluhkan dampak tumpahan minyak itu. Lalu untuk peneluran penyu, sampai saat ini tidak terdampak tumpahan minyak tersebut," jelasnya.