Dua guru di Sulawesi Tenggara (Sultra) wafat seusai vaksinasi COVID-19. Kedua guru itu bernama La Hinu (58) dan Wa Ode Nurmiati (42).
La Hinu langsung tidak sadarkan diri setelah beberapa jam disuntik vaksin COVID-19, sementara Wa Ode meninggal dunia beberapa hari setelah vaksinasi.
Berikut ini peristiwa wafatnya 2 guru setelah divaksinasi:
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
La Hinu Tetap Disuntik Meski Ada Diabetes
La Hinu merupakan seorang guru di SMPN Baubau, Sulawesi Tenggara. Vaksinasi terhadap La Hinu disebut dilakukan pada Kamis (20/5/2021).
Anak sulung La Hinu, Rahmat (35), mengatakan saat itu La Hinu awalnya berangkat ke sekolah sebelum pukul 08.00 Wita. Pihak keluarga yakin La Hinu tidak akan divaksinasi karena punya riwayat diabetes. Pihak keluarga pun menyayangkan tindakan petugas vaksinasi yang tetap menyuntik La Hinu.
![]() |
"Yang vaksin itu tim dari Puskesmas Wolio. Alasannya itu mereka vaksin karena sudah di-screening dan gula darahnya normal. Lalu ada juga penerima vaksin sebelumnya yang menderita diabetes sama seperti riwayat bapak saya tapi tidak ada masalah, sehingga bapak saya divaksin," katanya.
La Hinu divaksinasi bertepatan dengan jadwal kontrol ke rumah sakit. La Hinu kemudian tiba di rumah sekitar pukul 11.30 Wita. La Hinu dilarikan ke RS Siloam sekitar pukul 13.30 Wita dalam kondisi tidak sadarkan diri.
"Tahun 2019 sampai 2020 itu bapak saya kontrol sama dr Lukman. Nanti setelah beliau jadi Kepala Rumah Sakit Baubau, baru bapak saya kontrol di dokter lain. Kami sayangkan kenapa pasien punya riwayat diabetes tapi diloloskan untuk divaksin," ujarnya. Lukman merupakan jubir Satgas COVID-19 Baubau.
Dilihat detikcom dari surat bukti vaksinasi, terlihat nama vaksin yang digunakan adalah CoronaVac dengan nomor batch 24002721.
Bagaimana kronologi guru bernama Wa Ode meninggal dunia usai divaksinasi? Simak di halaman berikutnya.
Wa Ode Meninggal Dunia
Wa Ode, seorang guru honorer SD Negeri di Kabupaten Muna Barat, Sulawesi Tenggara, meninggal dunia setelah divaksinasi COVID-19. Wa Ode dinyatakan meninggal pada Minggu (23/5/2021).
Dia menjelaskan, saat divaksinasi pada Selasa (18/5) lalu, Nurmiati dalam keadaan sehat. Sebelum vaksinasi, almarhumah juga menjalani screening terlebih dahulu.
![]() |
"Dari hasil screening dokter, semua item pertanyaan semua dia normal, tanda vital, tekanan darah, suhu, semua normal, penyakit komorbid tidak ada. Dulu sempat asma, tetapi kurang-lebih sudah 6 tahun tidak rasakan lagi, makanya dokter katakan layak untuk diberikan karena dari standar yang ada memenuhi syarat," jelas Rahman saat dihubungi, Senin (24/5).
Setelah disuntik vaksin, dokter melakukan pemantauan selama kurang-lebih 30 menit. Setelah tidak ada keluhan, para penerima vaksin diperbolehkan pulang.
"Minggu baru kami dapat kabar terkait almarhumah, kita mau lakukan pemeriksaan terkait alat vital, tekanan, dan lain-lain, tapi sudah meninggal," ujarnya.
![]() |
Terkait hal tersebut, pihaknya langsung berkoordinasi dengan Dinas Kesehatan Provinsi untuk kemudian disidangkan secara virtual dengan Komda KIPI dan Komnas KIPI.
"Hasil audit dari Komnas KIPI, untuk kesimpulan sementara penyebab kematian pasien tersebut adalah syok hypovolemik atau kekurangan darah karena sudah dua hari sedang menstruasi. Tetapi kita masih tindak lanjuti lagi, itu hasil audit sementara," pungkasnya.